Salin Artikel

Menteri BUMN Serap Gabah 4.700 Ton di Garut

Serap gabah seberat 4,5 ton ini dilaksanakan di lahan seluas 6.500 meter persegi di Desa Sukabakti, Kecamatan Tarogong Kidul, dengan harga Rp 4.700 per kilogram. 

Serap gabah yang dilakukan Rini sendiri merupakan fase terakhir dari program panen raya petani yang telah menerima kucuran kredit usaha rakyat (KUR) dari BNI dengan total mencapai Rp 8,15 miliar dan berhasil menyerap gabah sebanyak 4.700 ton dari lahan seluas 617 hektar.

"Ada 9 titik piloting, salah satunya di Garut. Di Garut ada di 4 kecamatan dengan luas lahan mencapai 4.500 hektar dengan melibatkan 7.000 petani," jelas Rini saat diwawancara wartawan.

Menurut Rini, para petani binaan BNI ini sebelumnya telah didata lewat pemetaan langsung untuk kemudian mereka diberi kartu tani dan dihimpun dalam gapoktan.

Kartu yang diterima petani, menurutnya, bisa menjadi identitas untuk mendapatkan pupuk subsidi dan sebagainya.

Selain itu, menurut Rini, BNI juga menyalurkan bantuan KUR kepada para petani yang jadi mitranya. Kredit ini bisa digunakan mulai dari untuk membeli bibit hingga biaya hidup selama menunggu panen.

"Jadi petani tidak usah ke tengkulak kalau perlu uang selama belum panen, nanti setelah empat bulan panen, bisa bayar dari penjualan gabah," katanya.

Selain bantuan kredit pembiayaan, menurut Rini, BUMN juga menyiapkan bantuan berupa alat pengeringan padi yang dibagi dalam kelompok tani. Setiap 4.000 hektar lahan mendapat satu bantuan alat pengeringan padi.

Direktur Utama BNI, Achmaf Baiqunu mengungkapkan, hingga saat ini BNI telah menyalurkan kartu tani kepada 7.615 petani di Garut. Dari jumlah tersebut, 1.262 petani di antaranya telah mendapatkan bantuan kredit pembiayaan dari BNI dengan nilai total mencapai Rp 8,15 miliar.

https://regional.kompas.com/read/2018/05/21/16431441/menteri-bumn-serap-gabah-4700-ton-di-garut

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke