Salin Artikel

Aksi 5.035 Penari Gambyong di Solo Pecahkan Rekor Muri dan Dunia

SOLO, KOMPAS.com - Pertunjukan kolosal 5.000-an penari gambyong di Jalan Slamet Riyadi, Solo, tidak hanya memecahkan rekor Museum Rekor Dunia Indonesia (Muri), tetapi juga rekor dunia, Minggu (29/4/2018).

Panitia rekor Muri mencatat, 5.035 penari ikut bergoyang menari gambyong selama lebih dari setengah jam secara massal di ruas jalan protokol kota kelahiran Presiden RI Joko Widodo itu.

Selama setengah jam, 5.035 penari mempertunjukkan tiga aksi. Aksi pertama yaitu tarian gambyong 3WMP, diikuti tarian gambyong pareanom, dan terakhir menari bersama warga.

Saat menari bersama warga, Pemkot Solo membagi 1.500 sampur atau selendang tari kepada warga yang ikut bersama menari di jalan raya.

Aksi ribuan penari di Jalan Slamet Riyadi itu menyedot perhatian warga. Ribuan warga tumpah ruah memenuhi ruas Jalan Slamet Riyadi, Kota Solo.

Sejak pukul 06.00 pagi, warga dari berbagai kalangan umur memadati ruas Jalan Slamet Riyadi sepanjang 1,5 kilometer.

"Rekor kali ini memecahkan rekor sebelumnya. Sebelumnya rekor penari gambyong bersama sebanyak 1.001 orang. Saat ini tercatat 5.035 orang menarikan gambyong di jalan Slamet Riyadi, Solo. Jadi tak hanya memecahkan rekor Muri, tetapi juga rekor dunia," ujar Manajer Muri, Aryani Siregar, saat menyerahkan piagam Muri kepada Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo, Minggu (29/4/2018) pagi.

Aryani menyatakan, Muri mencatat, 5.035 penari putri ikut menari gambyong di ruas Jalan Slamet Riyadi. Aksi itu tercatat dalam rekor Muri 8.434.

"Rekor ini menumbangkan rekor sebelumnya pagelaran tari gambyong oleh 1.001 penari pada tahun lalu," jelas Aryani.

Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo menuturkan, keberhasilan pemecahan rekor dunia ini merupakan bagian dari kepedulian masyarakat Solo dan menjaga kebudayaan berupa seni tari yang diciptakan oleh Mas Kaliman.

Bagi dia, aksi 5.000 penari gambyong tidak hanya mencari pemecahan rekor.

"Tetapi, bagaimana membangun kembali karakter jati diri bangsa Indonesia dengan berkepribadian dalam budaya inilah yang dilakukan bersama. Sehingga, dengan tari gambyong diikuti 5.035 penari hingga memecahkan rekor dunia merupakan prestasi masyarakat Solo yang luar biasa," jelas Rudy.

Tari gambyong 3WMP berupa tari gaya Solo yang mengungkapkan tingkah laku remaja putri yang memamerkan kecantikan, keluwesan, dan kekenesannya.

Rudy menambahkan, aksi kolosal 5.035 penari gambyong akan menjadikan generasi muda mencintai seni tari karya anak bangsa sendiri. Pasalnya, seni tari membangun karakter sebagai jati diri bangsa Indonesia.

Ditanya tahun depan akan menambah jumlah penari hingga dua kali lipat, Rudy menyerahkan semuanya kepada warga Solo.

Pemerintah Kota Solo siap melayani bila warga menginginkan jumlah penari yang lebih banyak pada Hari Tari Internasional tahun depan.

Untuk mendatangkan 5.000-an penari, Rudy hanya mengandalkan komunikasi dengan warganya.

Bahkan ia melayani warga yang akan berpartisipasi menari hingga tengah malam di rumah jabatan wali kota Solo.

Kepala Dinas Kebudayaan Kinkin Sultanul Hakim menjelaskan, panitia banyak menolak peserta yang mau bergabung lantaran target penari hanya sebanyak 5.000 orang.

"Target kami hanya 5.000 penari," tutur Kinkin.

Dia mengatakan, 5.000-an penari itu merupakan warga Kota Solo yang mengikuti sanggar tari, kelurahan, RT/RW, sekolah, hingga perguruan tinggi. Untuk berpartisipasi menari, panitia tidak membatasi umur.

"Bahkan ada yang berusia 70 tahun ikut menari," kata Kinkin.

Untuk menggelar acara akbar itu, demikian Kinkin, Pemkot Solo membutuhkan waktu hingga satu bulan. Pasalnya, ada masyarakat umum yang dilatih, apalagi ada tari gambyong yang dikembangkan.

Salah satu penari gambyong senior, Ramdhan Julianingsih, mengaku senang lantaran aksi 5.000 perempuan menari gambyong berhasil.

Terlebih lagi, dosen ISI Solo itu terlibat dari proses awal hingga ikut bersama menari dengan penari lainnya.

"Saya senang karena dari kecil belajar tradisi. Kemudian dilibatkan gambyong 5.000. Saya juga terlibat dari proses awal ke semua pengajar dan ikut bersama-sama menari," jelas Ramdhan.

Bagi Ramdhan, aksi 5.000 penari gambyong memberikan dampak yang bagus bagi warga awam. Selain tahu, mereka makin mencintai seni tradisi.

"Apalagi Solo memiliki seni tradisi yang luar biasa, terutama seni klasiknya," ucap Ramdhan.

https://regional.kompas.com/read/2018/04/29/11505651/aksi-5035-penari-gambyong-di-solo-pecahkan-rekor-muri-dan-dunia

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke