Salin Artikel

Mengenal Engkus, Penyandang Disabilitas Asal Sukabumi yang Jadi Tutor Bahasa Inggris

Pemuda berusia 30 tahun ini hanya bisa duduk, itu pun harus ditopang bagian belakangnya.

Sejak sekitar usia sekitar 5 bulan, kedua tangannya melengkung ke belakang punggung. Begitu juga dengan kedua kakinya, tidak bisa digunakan untuk berdiri, apalagi berjalan.

Dalam menjalankan kesehariannya menulis di media sosial dengan ponsel pintar berlayar sentuh, putra bungsu dari tiga bersaudara pasangan Dadun (75) dengan almarhumah Empun (65) itu hanya mengandalkan jari kakinya.

Keterbatasan fisik tidak membatasi kegiatan warga Kampung Ciangsana RT 03 RW 03 Desa Kertaangsana, Kecamatan Nyalindung, Sukabumi itu dalam berkomunikasi dengan para anggotanya dalam grup Facebook "Ayo Belajar Bahasa Inggris dari Nol''.

Kini, grup Facebook yang dibuatnya pada 5 Februari 2012 itu telah memiliki 37.641 anggota.

Puluhan ribu anggota tersebut berasal dari berbagai daerah di Indonesia, dengan berbagai profesi, di antaranya pelajar, mahasiswa, dan guru.

''Membuat akun Facebook tahun 2010, kalau membuat grup tahun 2012,'' ucap Engkus terbata-bata saat berbincang dengan Kompas.com di rumahnya, Selasa (24/4/2018).

Dia mengaku mempelajari bahasa Inggris secara otodidak sejak usianya enam tahun. Saat itu, awalnya dia sering menonton film-film berbahasa Inggris yang ada teks terjemahannya dalam siaran televisi.

''Sejak enam tahun saya belajar bahasa Inggris, dari nonton-nonton film barat, selanjutnya mendapatkan kamus dari kakak,'' tutur dia.

''Kalau menulis lancar, kalau bicara kurang,'' sambung Engkus yang sesekali sambil membuat tulisan di ponsel pintarnya.

Menurut Engkus, anggota grup Facebook yang diasuhnya itu berasal dari berbagai daerah dan profesi.

Sejumlah anggota pun banyak yang awalnya tidak mengetahui kondisi tubuhnya. Namun, pada akhirnya banyak yang mengetahui setelah mengenalnya.

''Ada yang guru, ada juga mahasiswa,'' ujarnya.

Sesekali, pria kelahiran Sukabumi, 24 Agustus 1987, itu menulis di ponselnya untuk menjawab pertanyaan wartawan.

Dia pun sempat menuliskan prinsip hidupnya yang ditulis dalam bahasa Inggris, "Having a physical disability is not an obstacle for me to keep learning and making my dreams come true.''

''Memiliki cacat fisik bukanlah halangan bagi saya untuk terus belajar dan mewujudkan impian saya," Engkus dengan terbata-bata berusaha menerjemahkan tulisannya.

Dia mengakui nama aslinya hanya satu kata, yaitu Engkus. Sedangkan nama Al Getuk merupakan tambahan, terutama Getuk merupakan singkatan dari bahasa Inggris, yakni gregorius (suka berteman), educated (berpendidikan), thoughtful (bijaksana), unique (unik), dan kind (baik hati).

''Getuk adalah doa dan motivasi bagi saya, sedangkan Al diambil dari bahasa Arab,'' aku Engkus.

Engkus juga berharap apa yang dilakukannya dapat bermanfaat bagi siapa pun dan memberikan motivasi kepada para penyandang disabilitas untuk tetap semangat meskipun dengan penuh keterbatasan.

https://regional.kompas.com/read/2018/04/25/06314451/mengenal-engkus-penyandang-disabilitas-asal-sukabumi-yang-jadi-tutor-bahasa

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke