Salin Artikel

Ganjar: Itu Puisi 1987, Gus Mus yang Baca, Kenapa Ribut Sekarang?

Belajar dari pilkada daerah lain, dirinya ingin melawan berita hoaks dengan cepat-cepat memberikan konfirmasi agar masyarakat tidak terbelah.

"Sebab, jika sudah percaya hoaks dan tidak ada yang klarifikasi, itu bisa berefek negatif. Nanti bisa membelah masyarakat yang ada,” kata Ganjar dalam deklarasi pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Jateng Ganjar Pranowo-Gus Yasin di Bawen, Semarang, Minggu (8/4/2018).

Menurut Ganjar, perlawanan terhadap hoaks harus masif dilakukan sehingga dirinya mengajak masyarakat Semarang saling peduli, memerangi berita hoaks.

Caranya dengan check and recheck jika menerima informasi atau jika hendak membagi informasi. Konfirmasi atas berita hoaks juga perlu disebarkan melalui media sosial.

“Tunjukan bukti dan apabila itu sebuah pernyataan yang membutuhkan satu ilmu, ya, harus tanya kepada pakarnya. Bisa tokoh agama atau akademisi,” ujarnya.

Lebih-lebih, sambung Ganjar, apabila berita hoaks tersebut bisa bermuara ke isu SARA serta dapat mengganggu stabilitas keamanan dan ketertiban di Kabupaten Semarang. Maka, hal itu perlu diredam.

"Tahu kalau itu ada hoaks jangan dikompori. Jawab dengan baik, kalau masih ngeyel, ya, dibawa ke penegak hukum,” ucapnya.

Ganjar lantas memberikan contoh tentang isu yang baru menimpanya, yakni tudingan menistakan agama gara-gara ia membacakan salah satu puisi Gus Mus dalam acara bincang-bincang di sebuah televisi swasta beberapa waktu lalu.

Penampilan Ganjar dalam acara talkshow tersebut dipelintir ke arah isu SARA di media sosial. Ia menengarai, hal tersebut memiliki kepentingan dalam Pilkada Jateng 2018.

“Padahal, itu puisi sejak tahun 1987 dan Gus Mus sendiri yang membaca, bahkan semua membaca, kenapa diributkan sekarang? Tendensinya itu muncul,” katanya.

Belakangan muncul pesan berantai dari yang mengatasnamakan kelompok tertentu.

Dalam broadcast ini disebutkan bahwa kelompok tersebut menilai bahwa puisi yang dibaca Ganjar sangat menyinggung umat Islam, di mana terdapat kalimat yang mengandung unsur SARA dan penistaan agama.

Penggalan kalimat tersebut adalah "Kau ini bagaimana Kau Bilang Tuhan Sangat dekat, Kau Sendiri yang memanggil-manggilnya dengan pengeras suara setiap saat...".

Kelompok ini kemudian akan melaporkan Ganjar Pranowo secara resmi ke Bareskrim Polri, Selasa (10/4/2018) siang.

Pesan berantai ini juga mencantumkan nama dan nomor telepon Ketua Forum Umat Islam Bersatu (FUIB) yang juga sebagai pelapor.

https://regional.kompas.com/read/2018/04/09/06165291/ganjar-itu-puisi-1987-gus-mus-yang-baca-kenapa-ribut-sekarang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke