"Kami Kehilangan, Pak Probosutedjo di Sini Bangun Jalan, Universitas"

Kepala Dukuh Kemusuk Kidul, Desa Argomulyo, Sedayu, Bantul, Ngadiyono mengatakan, saat masih sehat, Probosutedjo sering pulang ke Kemusuk. Ia biasanya menginap di Museum Soeharto yang didirikannya.

Ngadiyono menjelaskan, Probosutedjo paling sering pulang ke daerahnya sebulan sebelum memasuki Ramadhan. Sesuai tradisi masyarakat Jawa, sebelum Ramadhan, ia datang untuk berziarah ke makam leluhurnya.

"Sering kesini, dulu Pak Probo hampir setiap minggunya datang. Tetapi setelah sakit jarang," ujarnya saat ditemui di Museum Soeharto, Senin (26/3/2018).

Warga Kemusuk, sambung Ngadiyono, memiliki banyak kenangan tentang Probosutedjo. Almarhum dinilai sangat berjasa di sana. Sebab, berkat almarhumlah, Kemusuk memiliki sekolah dari TK hingga universitas, serta museum.

"Merasa kehilangan, Pak Probo di sini membangun jalan, membangun museum. Ketika ada universitas dan museum, membuka lapangan kerja. Anak kurang mampu dibantu sampai kuliah. Banyak sekali, tidak hanya Kemusuk tetapi juga warga lain," tuturnya.

Warga Kemusuk Kidul, Sarwanto mengungkapkan hal yang sama. Probosutejo sering pulang dan membantu masyarakat sekitar mulai dari bantuan sekolah hingga saat perayaan hari kurban.

"Sering kesini temannya yang dulu dipanggil untuk mengobrol, dulu sebelum di sini (Museum Soeharto dibangun) kalau pulang di Purbayan, Ngasem," katanya.

Pantauan Kompas.com, di Museum Soeharto bendera setengah tiang dikibarkan. Tenda sudah mulai dibangun.

Rencananya ada dua opsi saat jenazah Probosutejo datang. Yakni disemayamkan di rumah pribadinya yang berada tak jauh dari makam atau di Museum Soeharto. Setelah itu baru dimakamkan di Makam Somenggalan, Dusun Kemusuk, Desa Argomulyo, Sedayu, Bantul.