Salin Artikel

Nasib Sekolah di Perbatasan, Guru Hanya Satu Orang dan Kapur Tulis Habis

Dengan mengenakan gamis dipadu jaket putih dan kerudung coklat, guru yang mengajar seluruh siswa di 2 ruang kelas tersebut langsung menyalami anggota rombongan.

“Kami tidak menyangka ada rombongan DPRD Nunukan akan datang,” ujarnya, Jumat (9/2/2018).

Rombongan DPRD Nunukan sempat heran ketika kegiatan belajar mengajar untuk siswa kelas 1, 2 dan 3 yang berada di salah satu ruangan kelas hanya diisi dengan mencatat dan mendengarkan penjelasan guru.

Susi mengaku sejak 2 hari lalu, kapur tulis di sekolahnya habis sehingga kegiatan belajar mengajar hanya bisa dilakukan dengan mencatat bagi dua kelas dan menerangkan bagi satu kelas.

“Biasanya beli di perusahaan, namun karena letaknya cukup jauh apalagi saya cuma sendiri, saya juga susah karena hamil, makanya tidak ada kapur tulis,” imbuhnya.

Selain persoalan kapur tulis, Susi Susanti juga mengkhawatirkan persiapan anak didiknya yang sudah kelas 6 dalam menghadapi ujian akhir sekolah. Guru yang sudah mengabdi 4 tahun di sekolah dasar tersebut terpaksa harus cuti melahirkan 2 bulan lagi.

“Ujian bulan 4 atau bulan 5, kalau saya cuti melahirkan siapa yang mengajar mereka?” tuturnya.

Jumat siang, Ketua DPRD Nunukan Dani Iskandar bersama sejumlah anggota DPRD Nunukan langsung mengunjungi SD Filial di wilayah perbatasan Desa Samaenre Semaja seusai mendapat laporan dari kepala desa setempat saat kegiatan Musrenbang, Rabu (7/2/2018) di Kecamatan Seimenggaris.

Sekolah yang dilaporkan hanya mempunyai satu guru tersebut berada di tengah kebun sawit. Bangunan sekolahnya sederhana dan hanya memiliki 2 ruang.

Terkait minimnya fasilitas, Ketua DPRD Nunukan Dani Iskandar mengatakan akan memanggil memanggil Dinas Pendidikan Kabupaten Nunukan untuk membahas permasalahan tersebut.

Dia memastikan sekolah harus mendapat tambahan guru secepatnya agar siswa kelas 6 bisa mempersiapkan ujian akhir sekolah dengan baik.

“Kita akan hearing-kan secepatnya permasalahan ini, karena kalau ibu gurunya cuti melahirkan siapa yang mau mengajar?” ucap Dani.

https://regional.kompas.com/read/2018/02/09/20312871/nasib-sekolah-di-perbatasan-guru-hanya-satu-orang-dan-kapur-tulis-habis

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke