Salin Artikel

"Sudah Syukuran dan Beli Oleh-oleh, tapi Gagal Umrah"

Padahal, sehari sebelum keberangkatan yang dijanjikan itu, Engkos sudah menggelar acara syukuran.

"Sudah syukuran dan beli oleh-oleh, materi, sudah siap berangkat, tapi gagal," katanya saat mendatangi kantor PT Solusi Balad Lumampah (SBL), Kota Bandung, Rabu (31/1/2018).

Menurutnya, pemberitahuan penundaan keberangkatan yang disampaikan PT SBL pun dinilainya terlalu mendadak.

"Sudah pakai seragam tahunya gagal, pemberitahuannya mendadak. Harusnya kalau profesional ya minimal seminggu sebelum keberangkatan," tukasnya.

Engkos yang masuk grup 12 dengan keberangkatan pada tanggal 18 Desember 2017 mengaku mendaftar umrah pada Mei 2017 lalu kepada salah satu agen berinisial RG.

"Saya daftar Rp 18 juta, itu paket promo," jelasnya seraya menambahkan ada sekitar 44 orang yang akan berangkat pada tanggal tersebut.

Kedatangannya ke kantor pusat PT SBL di Jalan Dewi Sartika guna menanyakan kepastian keberangkatannya. Jika tidak jadi berangkat, ia akan mengambil kembali uang pendaftaran (refund) yang telah disetorkan kepada pihak jasa travel umrah tersebut.

"Saya ingin kepastian kapan mau berangkat, kalau tidak, refund," jelasnya.

Rudi Yanto (35), salah satu anak dari jemaah haji asal Indramayu mendatangi kantor PT SBL guna menanyakan kejelasan keberangkatan haji ayahnya. Rudi mendaftarkan ayahnya pada Desember 2017 lalu dengan keberangkatan tahun 2020 mendatang.

"Niat saya ingin memberangkatkan bapak saya, waktu daftar saya bayar Rp 150 juta itu sudah keseluruhan, tapi dengan adanya isu itu mungkin sementara saya ingin refund dulu sampai lihat kondisinya stabil," jelas Rudi.

Rudi mengaku sudah bertemu dengan pendiri PT SBL dan dia akan bertanggung jawab.

"Sudah ketemu sama founder-nya, tunggu keputusan masih dalam penanganan SBL, masih mau bertanggung jawab," jelasnya.

Sementara itu, salah satu koordinator atau perekrut calon jemaah umrah PT SBL, Teti (45) mengaku masih percaya kepada pemilik PT SBL berinisial AJW yang saat ini ditetapkan menjadi tersangka oleh pihak kepolisian lantaran diduga menipu 12.845 calon jemaah umrah dan menggelapkan uang sebesar Rp 300 miliar.

"Saya agen SBL, punya jemaah belum berangkat, tapi saya percaya PT SBL akan memberangkatkan, karena Pak Haji Aom sudah membuat surat pernyataan pertanggungjawaban, di situ semua jemaah SBL akan diberangkatkan oleh SBL," ujarnya.

Pihaknya mengatakan memang ada penjadwalan ulang keberangkatan umrah. Namun pihak kepolisian sudah menjemput pemilik PT SBL untuk dibawa ke Polda Jabar.

"Awalnya ada reschedule, itu memang betul akan diselesaikan di tanggal 28-29, ada pernyataan, tapi mengapa tgl 28-29 gagal berangkat karena malam Jumat itu Pak H Aom keburu dijemput polda. Pihak polda juga menyita dokumen SBL termasuk uang," jelasnya.

"Sehingga SBL sulit mengerahkan jemaah karena paspor ada di polda. Nah, yang 28-29 (Januari) ini insya Allah akan berangkat nanti ke Saudi, dan itu sudah ada di (hotel) Swiss Bel, sedang persipan keberangkatan. Jadi SBL sampai hari ini masih memberangkatkan jamaah," imbuhnya.

Berdasarkan pantauan Kompas.com, para jemaah berbondong-bondong mendatangi kantor pusat PT Solusi Balad Lulumpah (SBL) di Jalan Dewi Sartika, Bandung, Rabu (31/1/2018). Kedatangan mereka untuk menanyakan kepastian keberangkatan umrah dan haji hingga meminta pengembalian uang.

Gedung kantor pusat SBL yang terlihat masih dalam tahap pembangunan tersebut dikerubungi para jemaah dan agen PT SBL. Sementara itu, sejumlah polisi mengamankan gedung dan membantu mengatur lalu lintas.

Di gedung kantor PT SBL, salah satu petugas polisi dengan menggunakan pengeras suara menginformasikan kepada para jemaah bahwa pihak kepolisian membuka posko pengaduan dan call center.

"Kami menampung pengaduan. Dan saat ini gedung dilakukan pengaman dan status quo. Untuk pengambilan dokumen dapat datang (ke posko) atau call center, pasti (dokumen) dibalikkan ke bapak ibu sekalian," kata salah satu petugas.

Setelah ditinggalkan para jemaah dan para agen SBL, gedung tersebut kemudian diberi garis polisi.

https://regional.kompas.com/read/2018/01/31/17450251/sudah-syukuran-dan-beli-oleh-oleh-tapi-gagal-umrah

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke