Salin Artikel

Wali Kota Mataram: Ternyata Tendangan Saya Masih Bagus...

“Hari ini saya akan mengklarifikasi atas apa yang menjadi viral di media sosial belakangan ini, saya tidak kepikiran itu bisa seperti ini,” kata Ahyar dalam jumpa pers, Jumat (26/1/2108).

Ahyar mengatakan tendangan tersebut adalah bentuk uji ketangkasan terhadap anggota Satpol PP. Hal itu merupakan permintaan kasat Pol PP yang baru dilantik, Bayu Pancapati.

“Dan, ternyata tendangan saya masih bagus, banyak kawan dari Aceh, Arab Saudi yang langsung komentari itu begitu foto saya menyebar di media sosial. Kata mereka, masih bagus juga tendangan saya,” katanya.

Dia mengatakan, tersebarnya video tendangan terhadap Satpo PP merupakan bagian dari kampanye hitam. Namun Ahyar tidak akan mempersoalkannya dan tidak akan mencari tahu siapa yang menyebarkannya.

Ahyar menyerahkan kepada masyarakat bagaimana menilai dirinya sebagai salah seorang bakal calon Gubernur Nusa Tenggara Barat yang sudah mendaftar ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) NTB. Dia berharap semua langkahnya menuju NTB 1 bisa lancar saat penetapan pasangan calon 12 Februari nanti.

“Saya menyerahkannya pada masyarakat, mereka pasti sudah tahu siapa saya. Sudah 23 tahun berkiprah di politik dan pemerintahan. Sekarang usia saya 57 tahun, tua tidak, muda tidak, mulai dari menjadi anggota dewan, ketua dewan, wakil wali kota dan menjadi wali kota Mataram dua priode," katanya.

Salah satu anggota tim pemenangan Ahyar, Banu mengaku terkejut atas viralnya tendangan Ahyar ke sejumlah anggota Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Mataram pada 17 Januari 2018 lalu.

“Bapak (Ahyar) tanya ke saya, bagaimana menghadapi ini, saya memberi masukan bahwa beliau harus meluruskan persepsi yang keliru dari masyarakat, terutama mereka yang dari luar NTB, tentu tidak paham kegiatan dan kebiasaan bapak,” kata Banu.

Banu juga menganggap ada yang memanfaatkan situasi tersebut menyebarkan kampanye hitam yang menjatuhkan pasangan calon Ahyar Abduh dan Mori Hanapi ini.

Bangga mendapat tendangan

Sebelumnya, Kasat Pol PP Mataram Bayu Pancapati mengakui ia meminta Wali Kota Ahyar menguji ketangkasan anggotanya.

“Saya yang meminta Bapak untuk menguji anak buah saya. Awalnya Bapak menolak jarena mengenakan selekan jas, tapi karena tak mau mengecewakan, beliau memberi uji ketangkasan pada Pol PP yang memang telah siap dan disiapkan, untuk atraksi,” terang Bayu.

Anggota Satpol PP Mataram, Suherman mengatakan, apa yang dilakukan wali kota Mataram adalah hal biasa yang kerap mereka terima, bahkan sejak wali kota priode sebelumnya, HM Ruslan.

“Sejak saya jadi Pol PP di Mataram tahun 1996 diuji Pak Wali itu suatu kebanggaan, dari zaman wali kota sebelumnya malah. Bangga kami diuji ketangkasan," kata Suherman.

Namun demikian, bagi Herman, uji ketangkasan itu tidak membuat mereka garang menghadapi warga yang membutuhka bantuan dan pelayanan.

Hal sama disampaikan Surya Jadi, Komandan Peleton (Danton) Pol PP Kota Mataram. Bagi Hadi, tendangan itu sudah biasa dan merupakan sebuah kebanggaan bisa diuji langsung kemampuan fisik.

“Ini biasa ndak ada yang kami rasakan buruk, kami bahkan tertawa dan tepuk tangan saat anggota yang lain diuji kesigapannya. Semua kami lakukan denga senang,” kata Hadi.

Hadi heran atas banyaknya orang yang menganggap apa yang diterima Pol PP ketika itu karena wali kota marah.

Rosita, salah satu anggota Pol PP perempuan mengatakan, dari 100 personel Pol PP, 30 orang di antaranya adalah perempuan. Mereka diperlakukan dengan baik oleh wali kota Mataram. Anggota Satpol PP perempuan tidak mendapat tendangan meski telah bersiaga.

“Kita kita hanya disalami, meskipun kami sudah siap. Sebagian kami ikut bela diri lho,” katanya.

https://regional.kompas.com/read/2018/01/27/06393081/wali-kota-mataram-ternyata-tendangan-saya-masih-bagus

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke