Salin Artikel

Sudah 15 Tahun, Nelayan di Banyuwangi Tidak Menggunakan Cantrang

Hal tersebut dijelaskan Hasan Basri, ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Banyuwangi kepada Kompas.com, Rabu (24/1/2018).

"Walaupun pemerintah telah mencabut pelarangan penggunaan cantrang dan pukat tarik, kami nelayan Banyuwangi khususnya yang di Muncar tetap menolak penggunaan cantrang karena bisa merusak ekosistem laut. Belum lagi overfishing," jelas Hasan.

Bukan hanya menolak menggunakan cantrang, para nelayan di Banyuwangi juga berharap nelayan yang berasal dari luar Banyuwangi menghargai keputusan mereka dengan tidak menggunakan cantrang saat berada di kawasan Banyuwangi.

"Cantrang ini kan jaring yang bagian bawahnya dikasih kayu hingga sampai dasar, lalu ditarik menggunakan kapal. Bisa dibayangkan bagaimana kerusakan karang tempat ikan dan pemijahan telur ikan. Sekarang sudah sulit cari ikan, dan habitatnya juga dirusak. Cantrang ini memang jadi dilema sendiri," jelasnya.

Hasan basri bercerita, tidak mudah mengambil keputusan untuk menolak menggunakan cantrang, apalagi banyak nelayan dari luar Banyuwangi yang menggunakan cantrang.

"Dulu jika ada yang menggunakan cantrang kita ingatkan dan kita tegur dan sekarang sudah tidak ada lgi. Kalau ada nelayan dari luar Banyuwangi, akan kita ingatkan," jelasnya.

Saat ini jumlah nelayan di Banyuwangi sebanyak 25.000 orang, namun yang memiliki kartu nelayan sebanyak 13.000 orang dan terbanyak berada di Pelabuhan Muncar.

"Untuk di Banyuwangi nelayan banyak menggunakan gillnets, lift net atau jaring angkat serta pancing, dan itu lebih ramah lingkungan dibandingkan cantrang," pungkas Hasan.

https://regional.kompas.com/read/2018/01/24/13234331/sudah-15-tahun-nelayan-di-banyuwangi-tidak-menggunakan-cantrang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke