Salin Artikel

Ganjar Pranowo Maju di Pilkada Jateng, Petani Durian Gelar "Pamongan"

Tradisi ini digelar sebagai ungkapan syukur para petani durian atas kepastian majunya kembali Ganjar Pranowo dalam Pilkada Jawa Tengah 2018.

Prosesi Pamongan cukup sederhana, diawali dengan doa bersama yang dipimpin tokoh masyarakat setempat.

Usai berdoa, prosesi dilanjutkan makan bersama dengan menu berupa nasi campur urap sayur lengkap dengan lauk-pauknya serta beberapa buah durian.

Pedagang, juru parkir, tukang ojek, pun turut serta dalam tradisi ini.

"Pamongan adalah tradisi masyarakat desa sebagai simbol rasa syukur. Di sini kami berbahagia, bersyukur atas jatuhnya rekomendasi DPP PDIP kepada Ganjar Pranowo dan Gus Yasin dalam Pilkada Jateng 2018," kata Puguh Djaka Sulistya, Ketua Asosiasi Masyarakat Petani dan Pedagang Durian Candimulyo, Senin (8/1/2018) sore.

Menurut Puguh, masyarakat petani dan pedagang di wilayahnya sudah merasakan kemudahan selama Ganjar Pranowo menjadi gubernur Jawa Tengah.

Mereka mendapat beragam bantuan hingga pelayanan yang sangat prima, baik yang diperoleh langsung maupun secara tidak langsung.

"Kami sudah lama menikmati bantuan baik secara maupun tidak langsung selama kepemimpinan Mas Ganjar. Misalnya, tahun 2016, kami mendapat bantuan pengadaan 9.000 bibit pohon durian lewat Bank Jateng. Dinas Pertanian Provinsi Jateng maupun Kabupaten Magelang juga men-support kami luar biasa," urai Puguh.

Karena itu, lanjut Puguh, mereka sepenuhnya mendukung dan berusaha memenangkan pasangan calon gubernur Ganjar Pranowo dan Taj Yasin dalam Pilkada Jawa Tengah.

Seperti diketahui, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri telah mengumumkan gubernur petahana Ganjar Pranowo dan Taj Yasin (putra KH Maimoen Zubair) maju dalam Pilkada Jawa Tengah 2018.

Pasangan ini juga diusung Partai Demokrat, PPP, Golkar, dan Nasdem.


Sentra Durian

Supangat, salah satu petani durian, menambahkan di wilayahnya yang meliputi Desa Kebonrejo, Kembaran, dan Tegalsari terdapat 1.000-2.000 orang petani maupun pedagang durian.

Dan di wilayah tersebut terdapat tak kurang dari 20.000 pohon durian yang tersebar di tiga desa. Tak heran jika wilayah ini menjadi salah satu sentra durian di Kabupaten Magelang.

"Hampir 80 persen populasi pohon durian di Kecamatan Candimulyo berada di desa Kebonrejo, Kembaran, dan Tegalsari," jelasnya.

Para petani telah menerapkan metode penanaman buah durian lokal hasil karya mereka sendiri sejak tahun lalu.

Metode itu diterapkan di lahan sekitar 10.000 hektar dengan belasan varian buah durian lokal unggulan, di antaranya candy, susu molek, dandang sariti, jowongso, mentari senja, jamas, ketan, dan lain-lain.

"Ada sekitar 100 petani yang terlibat. Dari 10.000 hektar itu, dua hektar lahan ada di desa Kebonrejo yang betul-betul kami perhatikan. Insya Allah 2-3 tahun lagi bisa panen raya durian lokal unggulan kami," cetusnya.

Di sisi lain, lanjutnya, mereka ingin mengedukasi para petani lainnya agar meninggalkan sistem jual beli ijon yang selama ini digunakan.

Pasalnya sistem ini dinilai sangat merugikan petani. Salah satu upaya menghapus sistem ini adalah dengan merekrut tenaga kerja untuk merawat kebun durian mulai dari penanaman bibit, menyemprot pupuk, sampai panen.

"Selanjutnya kami akan bagi hasil dengan pemilik kebun atau pohon durian. Ini komitmen kami agar sistem ijon tidak lagi dipakai petani, karena sangat merugikan," tutupnya.

https://regional.kompas.com/read/2018/01/09/12362341/ganjar-pranowo-maju-di-pilkada-jateng-petani-durian-gelar-pamongan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke