Salin Artikel

Geliat Jalan ABC Bandung di Tengah Gempuran Zaman "Online" (2)

Namun di tengah gempuran zaman, bisnis jam tangan dan kacamata di Jalan ABC di Kota Bandung terus berdetak, bangunan-bangunan yang menaunginya masih kokoh berdiri. 

Di Jalan ABC Kecil, sebuah toko jam tangan yang dimiliki Angki Gani masih berdiri tegak selama 20 tahun hingga saat ini. Di gang kecil itu toko yang berada di ujung jalan tersebut masih ramai didatangi pembeli yang kebanyakan merupakan langganannya sejak bertahun-tahun. 

Ponakan Angki Gani, Supriatna (42) yang juga membantu di toko tersebut mengaku menjual berbagai macam jam baik dinding hingga jam tangan lokal, KW hingga original. ‎Dalam gempuran zaman yang serba digitalisasi ini, Supriatna mengaku tetap optimis jika toko pamanya tersebut bisa terus tumbuh. 

Pasalnya toko yang bernama PD Cakra itu memilki kelebihan tersendiri, yakni selain menjual jam tangan, juga membuka servis jam yang menyediakan onderdil jam tangan jenis putar, otomatis hingga quartz.

Menurut dia, jam otomatis atau putar merupakan jam klasik yang mesin onderdil atau spare parts dari jam tersebut sangat langka didapatkan pada saat ini. 

"Yang jam otomatis itu spare part-nya saja langka. Kami di sini menyediakan spare part sama onderdilnya, ini jadi keunggulan kami yang di tempat lain enggak ada," katanya. 

Di zaman serba digital saat ini, dirinya mengaku tak terlalu khawatir dengan ancaman menjamurnya toko online. Pasalnya, sejauh ini toko tersebut masih mengandalkan langganan tetapnya. Walaupun dirinya pun tak menampik bahwa saat ini ada penurunan pendapatan usaha sebesar 30 persen hingga 50 persen.

"Sekarang keuntungan Rp 7 juta sehari, dari 10 juta omset kotor (sebelumnya)," katanya.

Menurut dia, penurunan ini tak hanya dari akibat digitalisasi saja, namun juga dari kebijakan baru pemerintah terkait perpajakan‎.

"Ada penurunan, dari segi daya beli. Sekarang untuk pengiriman barang susah, sistem pajak yang baru yang dikeluarkan pemerintah berpengaruh banget, seperti barang (jam tangan) dari China susah sekali didistribusi ke kita," keluhnya. 

Jasa servis

Di sepanjang Jalan ABC juga menjamur pedagang kaki lima (PKL) yang menawarkan jasa ‎perbaikan jam tangan putar, otomatis hingga quartz. Jasa perbaikan jam ini menjadi salah satu bisnis yang menguntungkan bagi para PKL dan toko di lokasi tersebut.

Pasalnya perbaikan jam tangan membutuhkan keterampilan tangan yang tak gampang dan  mereka yang memiliki kemampuan itu biasanya sudah paham akan komponen jam itu sendiri. 

Seperti halnya jam klasik yang masih menggunakan sistem otomatis atau putar, menurut Supriatna, jam tersebut memiliki onderdil terbatas dan langka. Bahkan kerumitan perbaikannya pun membutuhkan waktu yang lama lantaran harus dirunut dari penyebab macetnya atau tak berputarnya jarum jam.

Untuk itu, terkadang para penyedia jasa perbaikan jam harus mencari jam klasik lainnya untuk mengambil sebagian onderdil pada jam tersebut untuk dipasang di jam putar atau otomatis lainnya. Hal ini tentu membutuhkan waktu, paling tidak untuk memahami dan mengetahui cara kerja serta onderdil jam-jam itu. 

Melihat peluang itu, Toko Supriatna pun berusaha menyediakan berbagai macam onderdil mulai dari knop, as batang mesin, kaca, tali hingga IC, jarum dan onderdil lainnya. 

"Tapi setiap mesin jam beda-beda, sesuai seri masing-masing, ‎bahkan kalo enggak ada onderdilnya biasanya mencari onderdil dari jam lainnya. Kami menyebutnya di-'kanibalkan'," ungkapnya.

Menurut Supriatna, tak sedikit pelanggan yang datang ke tokonya adalah kolektor jam hingga penyedia jasa servis jam itu sendiri.

"Karena mesin dan onderdil jam dulu itu enggak kaya jam sekarang yang sudah pakai baterai," tuturnya.

Kualitas bahan jam dulu pun, lanjut dia, terbilang lebih bagus dibanding jam saat ini. Kalaupun ada jam saat ini yang berbahan bagus, harganya sangat mahal.

"Jam dulu itu bahannya stainless murni, kalau sekarang kan campuran (steelback), ada yang kuningan yang juga bisa pudar warnanya. Ada pun yang bagus tapi mahal dari segi harga," katanya. 

Berbeda dengan pedagang jam tangan satu ini, Salman, pemuda yang masih berumur 24 tahun ini melanjutkan usaha ayahnya yang sudah sejak tahun 1960 menyediakan usaha jual beli dan jasa perbaikan jam tangan di Jalan ABC. 

Sebagai pemuda generasi saat ini, Salman berusaha mengembangkan usahanya tersebut yang kini tengah memasarkan produknya dan jasa servis melalui online. Meski belum berjalan lancar, namun dirinya ingin mengikuti tren pasar saat ini.

"Ya ngikutin jaman, kami buat blog atau web secara online biar berkembang saja, biar usahanya maju, kalau pun ada yang butuh servis saya, ya nanti saya datang ke rumahnya kalau perlu," katanya. 

Meskipun begitu, dirinya tak takut dengan menjamurnya toko online saat ini. Pasalnya dia meyakini bahwa sebagian masyarakat belum sepenuhnya mempercayai produk online.

"Ya kalau online kan cuma nawarin lewat gambar saja dan masih banyak yang khawatir adanya tipuan, tapi kalo datang ke sini kan konsumen bisa lihat langsung produknya," ujarnya.

https://regional.kompas.com/read/2017/11/15/11030011/geliat-jalan-abc-bandung-di-tengah-gempuran-zaman-online-2-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke