Salin Artikel

"Bisikan dari Jogja", Refleksi Tiga Tahun Pemerintahan Jokowi-JK

Guna merefleksikan tiga tahun jalannya pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla, sejumlah aktivis masyarakat sipil menggelar acara bertajuk "Bisikan dari Jogja".

Acara yang bakal digelar pada 21-22 Oktober 2017 ini dikemas dalam bentuk seminar dan Focused Group Discussion (FGD) untuk refleksi, evaluasi dan rekomendasi bidang kebudayaan selama tiga tahun pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla.

"Bisikan dari Jogja" ini digagas oleh Pusat Kajian Demokrasi dan Hak Asasi Manusia Universitas Sanata Dharma (USD), Penerbit Galangpress, dan sejumlah institusi pendidikan serta elemen-elemen civil seciety di Yogyakarta, seperti CRSC UGM, Program Pascasarjana ISI Yogya, Fakultas Fisipol UAJY Yogya, Maarif Institut, Syarikat Indonesia, dan elemen lainnya.

Mantan Ketua PP Muhammadiyah Buya Syafii Maarif menjadi ketua steering commite (SC) dalam acara ini.

Direktur Pusdema USD Yogyakarta, Baskara Tulus Wardaya mengatakan, acara ini merupakan bagian dari kegiatan masyarakat sipil dalam proses demokrasi. Pihaknya ingin menyumbangkan sesuatu bagi pemerintahan saat ini.

"Sumbangan ini ingin kami rumuskan dengan bentuk refleksi dan evaluasi serta nanti ada rekomendasi atas tiga tahun pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla, terutama dalam bidang kebudayaan," ujar Baskara di Universitas Sanata Dharma (USD) Yogyakarta, Selasa (17/10/2017).

Baskara menyampaikan ada dua kegiatan utama dalam acara ini, yakni seminar dan focused group discussion (FGD). Semua kegiatan tersebut di beri judul "Bisikan dari Jogja".

"Bisikan dalam arti sebuah bentuk sumbangan yang tidak politis dan tidak terburu -buru tetapi sebagai ukuran bagi pemerintah dan masyarakat terkait bidang kebudayaan," tandasnya.

Ada tiga bidang yang nantinya akan dikaji dalam kegiatan ini, yakni mentifact kebudayaan, sociofact kebudayaan dan artefact kebudayaan.

Ia mengklaim, acara "Bisikan dari Jogja" bebas dari kepentingan politik dan partai, sehingga rekomendasi yang nantinya akan disusun bebas dari kepentingan-kepentingan sempit.

"Yang menjadi organisator maupun acara ini bebas dari kepentingan politik, partai dan bebas dari kepentingan yang sifatnya sempit," urainya.

Sementara itu, Ketua Streering Committee "Bisikan dari Yogya", Buya Syafii Maarif mengatakan, masyarakat perlu memberikan apresiasi kepada pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla. Namun selain apresiasi, perlu juga sebuah kritikan. Dengan demikian, merefleksikan tiga tahun pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla memang diperlukan.

"Demokrasi kita memang melelahkan, saya melihat perilaku politisi kita tidak berkembang atau bisa dikatakan tuna-martabat. Ya, memang tidak semua. Kerena itu kebudayaan harus turun gunung, turun untuk menolong keadaan saat ini," katanya.

https://regional.kompas.com/read/2017/10/18/13280441/bisikan-dari-jogja-refleksi-tiga-tahun-pemerintahan-jokowi-jk

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke