Salin Artikel

Indeks Kesehatan Masyarakat Jawa Tengah Meningkat

Data dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah menunjukkan tren penurunan sejumlah indikator kesehatan, seperti penurunan kasus angka kematian ibu hamil, kematian bayi, hingga  jumlah balita penderita gizi buruk.

Pada 2014, angka kematian ibu hamil mencapai 711 kasus. Jumlah tersebut turun menjadi 619 pada 2015 dan kembali turun menjadi 602 pada pada 2016. Hingga semester Juni 2017, angka kematian ibu hamil sebanyak 227 kasus.

"Tahun ini juga menurun dibandingkan tahun (periode) sebelumnya menurun sekitar 25 persen. Tapi ini kan belum sampai akhir tahun. Rata-rata sejak 2014 sampai sekarang menurunnya 14 persen rata-rata per tahun," ujar Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Yulianto Prabowo usai kegiatan Bulan Eliminasi Penyakit Kaki Gajah di Demak, Jawa Tengah, Sabtu (7/9/2017).

Baca: 13 Daerah Terima Sertifikat Eliminasi Kaki Gajar

Kasus kematian bayi juga ikut turun. Pada 2014, jumlah kasus tersebut sebanyak 6.486 kasus, jumlah itu berkurang pada 2015 menjadi 6.483 kasus. Pada 2016, kasus kematian bayi turun menjadi 6.478 kasus. Hingga Juni 2017, kasus kematian bayi tercatat 2.333 kasus.

Begitu juga dengan persentase balita gizi buruk di Jawa Tengah yang bisa ditekan menjadi 0,03 persen dari jumlah populasi.

Yulianto mengatakan, intensifnya tindakan pencegahan, pengendalian, pengobatan hingga rehabilitasi sejak 2014 telah membuahkan hasil.

Pencegahan, kata dia, dilakukan dalam bentuk pengawasan seperti menggerakkan bidan desa hingga kader PKK ke masyarakat.

Langkah pencegahan dinilai cukup ampuh untuk menjaga tren positif indeks kesehatan di Jawa Tengah. Begitu juga dengan pola hidup sehat yang terus disosialisasikan para petugas di lapangan.

Tercatat, tren penduduk yang memanfaatkan sarana mandi, cuci, kakus (MCK) terus meningkat. Pada 2014, pengguna MCK tercatat sebesar 76 persen dari populasi tiap daerah dan pada 2015 naik menjadi 78,4 persen.

Angka itu, ia melanjutkan, sedikit penurun pada 2016 menjadi 77,9 persen. Namun, kembali meningkat pada semester I-2017 menjadi 79,94 persen.

Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah aktif mengkampanyekan kesehatan yang diwajibkan Kementerian Kesehatan. Misalnya, kampanye vaksin Measles Rubella (MR).

Untuk kampanye itu, Jawa Tengah masuk dalam wilayah dengan kampanye MR tertinggi. Bahkan, anak yang diimunisasi melebihi target yakni sebesar 104 persen, atau dengan cakupan sebanyak 8 juta orang.

Jawa Tengah menggungguli wilayah seperti Banten, Jakarta, dan Jawa Barat dengan masing-masing hanya 90,86 persen, 91,61 persen, dan 93,84 persen.

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo kerap menyosialisasikan gaya hidup sehat kepada masyarakat Jawa Tengah.

Saat menghadiri kegiatan Bulan Eliminasi Penyakit Kaki Gajah di Demak, ia menanyakan apakah masih ada masyarakat yang belum memiliki sarana MCK.

Ternyata, sebagian besar masyarakat mengaku belum memiliki MCK karena terkendala biaya.

Gubernur Jawa Tengah kemudian memberikan bantuan anggaran pembangunan MCK kepada enam orang warga Demak yang mengaku belum memiliki MCK

"Setiap kepala keluarga nanti Saya kasih Rp 2 juta, bangun yang bagus agar kesehatan terjaga," kata Ganjar

https://regional.kompas.com/read/2017/10/08/09251451/indeks-kesehatan-masyarakat-jawa-tengah-meningkat

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke