Salin Artikel

Wali Kota Tak Terima Solo Disebut sebagai Sarang Koruptor

Tudingan tersebut, lanjut pria yang akrab disapa Rudy ini, didengarnya saat mengikuti Sanjo Wargo, yakni kegiatan Srawung Wali kota Solo dengan warganya di Kelurahan Gajahan, beberapa waktu lalu.

"Ada masyarakat yang berkata, Solo itu 60 persen masyarakatnya adalah koruptor. Wah, saya protes keras itu. Saya itu korupsi apa kok sampai dikatakan seperti itu. Itu tak bisa diterima," katanya seusai melantik pejabat eselon Pemkot Solo di Pendhapi Gedhe Balai Kota Solo, Selasa (29/8/2017).

Menurut Rudy, pernyataan 60 persen warga Solo adalah koruptor tak memiliki penjelasan logis.

"Tidak masuk akal, bayangkan saja, warga Solo itu sekitar 550.000 jiwa. Berarti, setiap kepala keluarga itu ada koruptornya? Wah, ndak masuk akal itu," katanya.

Rudy meminta warga langsung lapor ke polisi jika menemukan pejabat di Pemkot Solo, bahkan mungkin dirinya, melakukan korupsi.

"Lha wong saber pungli saja sudah sangat baik dalam bekerja. Tinggal dilaporkan saja, ditambah bukti-bukti," ungkapnya.

Selain soal sarang koruptor, Rudy juga protes karena ada juga yang mencap Solo sebagai sarang narkoba dan teroris.

"Kalau 60 persen warga Solo kena narkoba, ya artinya sekitar 200.000-an orang Solo gila semua. 60 persen itu banyak lo," tuturnya.

"Pernyataan Solo sarang teroris juga tidak berdasar sama sekali," tambah Rudy.

Rudy berharap, ketimbang berkomentar negatif, warga Solo justru menjadi duta antikorupsi, antinarkoba, dan antiteroris.

"Saya pasti daftar pertama kali, menjadi duta antikorupsi, antinarkoba, dan antiteroris. Ini menjadi perhatian kami, kami tidak mau citra Solo rusak dan negatif," ungkapnya.


Berita ini telah tayang di Tribun Solo, Selasa (29/8/2017), dengan judul: Wali Kota Rudy Tak Terima Solo Disebut Sarang Koruptor

https://regional.kompas.com/read/2017/08/31/08381831/wali-kota-tak-terima-solo-disebut-sebagai-sarang-koruptor

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke