Salin Artikel

Jika Subsidi Solar Dicabut, Pemerintah Dianggap Bunuh Keluarga Nelayan

Sebab, mereka tidak mampu membeli solar, sementara ikan tangkapan semakin sepi.

Salah satu nelayan Bandengan Kendal, Parmin (55), mengatakan, sekali melaut ia membutuhkan sekitar 30 liter solar. Harga solar subsidi, per liternya Rp 5.150. Sementara ikan hasil tangkapannya tidak menentu. Kadang malah tidak cukup untuk membeli solar dan makan.

“Dengan harga subsidi saja, kami hampir tidak kuat melaut,” ujar Parmin, Selasa (1/8/2017).

Parmin berharap, usulan Menteri Susi yang mencabut subsidi solar tidak jadi direalisasikan karena bisa membunuh keluarga nelayan secara pelan-pelan.

Senada dengan Parmin, nelayan lain asal Bandengan, Ulil (27) mengaku memilih tidak akan jadi nelayan bila subsidi solar dicabut. Sebab dirinya sudah pasti tidak mampu melaut karena tidak mampu membeli solar.

“Dengan harga solar subsidi saja, kami sering utang karena ikan sepi. Apalagi, kalau subsidi dicabut,” tambahnya.

Terkait dengan hal itu, mantan nelayan yang kini jadi distributor solar subsidi, Slamet (57), mengaku kasihan jika subsidi solar untuk nelayan dicabut. Sebab, dengan harga subsidi saja, banyak nelayan yang mengutang solar dengannya.

“Saya tahu kondisi nelayan, karena saya pernah jadi nelayan,” kata Slamet.

Slamet menjelaskan, dirinya menjual solar subsidi ke nelayan Rp 5.500 per liter. Namun nelayan tidak membayar kontan, melainkan mengutang. Solar yang ia jual itu didapat dari stasiun pengisian bahan bakar nelayan (SPBN) yang ada di Bandengan.

“Para nelayan, kalau tidak punya uang, utang solar ke saya. Tapi kalau punya uang, mereka beli di SPBN,” ujarnya.

Slamet mengaku bisa membeli solar subsidi ke SPBN, karena punya kartu pengenal sebagai tanda untuk bisa membeli BBM dari SPBN.

“Sebelum ada SPBN, saya dulu belinya di SPBU Jambearum Kendal,” tambahnya.

https://regional.kompas.com/read/2017/08/02/00054961/jika-subsidi-solar-dicabut-pemerintah-dianggap-bunuh-keluarga-nelayan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke