Salin Artikel

Di Tanah Ombak, Anak-anak Pesisir Pantai Padang Belajar Hidroponik

Aktivitas di Tanah Ombak hari itu diisi dengan kegiatan pelatihan teknik hidroponik sederhana dengan memanfaatkan pupuk kompos dari ganggang cokelat. Bagi anak-anak di Tanah Ombak, hal ini merupakan pengalaman pertama mereka.

Sungguh terpancar keceriaan di raut wajah mereka. Meski di bawah terik sinar matahari, anak-anak terus memperhatikan arahan yang diberikan kelompok dosen biologi dari Universitas Negeri Padang (UNP).

Ketua Pengabdian Ilmu Pengetahuan Bagi Masyarakat Universitas Negeri Padang Dwi Hilda Putri mengatakan, kegiatan tersebut adalah bentuk pengabdian dosen-dosen UNP kepada masyarakat sekitar.

Bekerjasama dengan Ruang Kreativitas Anak Tanah Ombak dan Forum Alumni HMI-Wati (Forhati) wilayah Sumatera Barat, diharapkan kegiatan tersebut dapat memberikan dampak positif bagi anak-anak di sana.

"Intinya kita melihat anak-anak di sini kreatif, tapi berada di wilayah kurang menguntungkan," kata Dwi, kepada KOMPAS.com. Dwi menambahkan, hidroponik adalah sistem penanaman yang praktis sehingga sangat mudah untuk diterapkan di lingkungan rumah.

Ia pun berharap, dengan pelatihan hidroponik ini dapat menginspirasi warga, khususnya kaum ibu-ibu yang tinggal di Kampung Purus untuk menerapkan hal serupa di tempat tinggalnya.

"Kita mulai dengan anak-anak. Karena anak-anak ini masih punya kemauan untuk belajar. Diharapkan, para orangtuanya juga bisa menerapkan hal serupa," ujarnya.

Sementara itu, salah satu pendiri Ruang Kreativitas Anak Tanah Ombak, Yusrizal KW, mengatakan, Tanah Ombak menjadi tempat bagi anak-anak Kampung Purus untuk belajar dan berkreativitas.

Hal itu, dimulai dengan gerakan literasi baca sehingga mampu mengubah perilaku anak-anak di sana. Bang KW, begitu sapaan akrabnya, menuturkan, anak-anak di Tanah Ombak berasal dari keluarga yang kurang beruntung secara ekonomi.

Mayoritas, orangtua mereka bekerja sebagai nelayan dan pedagang. Pendidikan adalah sesuatu yang mahal di kampung tersebut.

"Di sini ( Tanah Ombak) anak-anak diberi keterampilan. Perpustakaan adalah modal utamanya. Membaca, belajar, meningkatkan potensi berasaskan minat dan bakat, dan kemandirian merupakan pembelajaran di sini," ungkapnya.

Bagi KW, gerakan membaca, berinteraksi, dan berbudaya adalah upaya yang memungkinkan membangun peradaban masyarakat dan perlu ditanamkan bagi anak-anak sejak usia dini. Dia meyakini, bahwa anak-anak itu punya impian yang mulia dan optimistis dapat menjadi orang hebat di kemudian hari.

"Dulu, Tanah Ombak mendapat penolakan dari warga di kampung ini. Namun, sedikit demi sedikit, kami memberi pemahaman kepada mereka. Sekarang, anak-anak sudah berubah. Dari yang suka berbicara kasar menjadi lebih sopan. Dari yang tidak suka membaca, sekarang setiap hari mereka datang untuk belajar dan membaca," pungkasnya.

https://regional.kompas.com/read/2017/07/16/22144061/di-tanah-ombak-anak-anak-pesisir-pantai-padang-belajar-hidroponik

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke