BENGKULU, KOMPAS.com - Warga Desa Tanjung Aur II, Kecamatan Pino Raya, Kabupaten Bengkulu Selatan sejak beberapa tahun belakangan harus berjibaku mengarungi sungai jika ada kerabat mereka yang meninggal dunia.
"Kami harus menyebrangi sungai dengan lebar 10 meter berarus deras saat hendak memakamkan kerabat yang meninggal dunia," kata Apri salah seorang warga setempat, Rabu (12/7/2017).
Seperti beberapa waktu lalu saat ada kerabatnya yang meninggal dunia. Ia bersama warga lainnya harus menyebrangi derasnya sungai. Karena jembatan satu-satunya yang menghubungkan desa dengan pemakaman rusak.
"Memang ada jembatan gantung namun kondisinya tak berlantai separuh, jika ada lantai papannya lapuk, membahayakan," katanya.
Akibat rusaknya jembatan gantung, warga yang hendak memakamkan kerabatnya yang meninggal harus menyebrangi sungai menggunakan rakit. "Inilah penderitaan warga. Mudah-mudahan ke depan jembatan dapat diperbaiki," tutupnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.