NUNUKAN,KOMPAS.com – Imigrasi di wilayah perbatasan Kabupaten Nunukan Kalimantan Utara memperketat pengawasan terhadap Warga Negara Indonesia yang akan menuju Malaysia.
Kepala Kantor Imigrasi Nunukan Ferry Herling Ishak Suoth mengaku, pengetatan pengawasan untuk mengantisipasi adanya anggota ISIS dari Filipina maupun anggota ISIS yang akan menyusup melalui jalur perbatasan menuju Filipina.
“Lebih memperketat dengan wawancara. Kemudian kita tanya tujuannya apa, mau kemana, kalau perlu kita telpon keluarganya di sana, betul tidak ini si A ini mau berangkat ada acara nikahan atau ketemu saudaranya di sana?," ujarnya, Kamis (8/6/2017).
(Baca juga: TNI Buka Posko di Tarakan untuk Perketat Pengawasan Perbatasan)
Ferry menambahkan, meski memperketat pengawasan di wilayah perbatasan, pihaknya tidak bisa serta merta menahan seseorang yang akan bepergian ke luar negeri jika memiliki paspor.
Namun, jika ada WNI yang terindikasi berkaitan dengan kelompok Maute di Filiina, pihaknya akan menyerahkan kepada TNI atau Kepolisian.
“Tetap kita tanya, kita ferivikasi, kita data, kita tanya secara intelejen, mereka memberikan keterangan-keterangan palsu kan kita juga tidak tahu. Tapi secara formal kita juga tidak bisa menahan jika dokumennya lengkap,” ucap Ferry.
Pengetatan ini seiring dengan ditemukannya 2 paspor milik warga Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, di Kota Marawi pasca-aparat Filipina melakukan operasi militer.
(Baca juga: 2 Paspor Warga Tasikmalaya Ditemukan di Marawi Pasca-operasi Militer)
"Kedua paspor dengan no B3034921 tercatat merupakan milik Irsyad Ahmad Darajat (43) dan paspor no B2550461 merupakan milik Ali Al Amin (49). Keduanya tercatat ke luar negeri melalaui pintu Imigrasi Nunukan pada 15 November 2016 lalu," imbuh Ferry.