GUNUNGSITOLI, KOMPAS.com - Warga miskin penerima beras untuk rakyat sejahtera di Desa Dahadano Gawu Gawu, Kecamatann Gunungsitoli, Kota Gunungsitoli, Sumatera Utara, mengeluhkan kualitas beras yang tak layak konsumsi.
Beras terseut berwarna kekuningan, berbau dan berkutu.
"Kemarin mendapat jatah beras rastra sebanyak 5 karung berukuran 15 kilogram, setelah dibuka ternyata semuanya sepertinya berubah warna menjadi kuning,” jelas Sanongoni Lase (40) di rumahnya di Desa Dahadano Gawu-gawu, Kecamatan Gunungsitoli, Kota Gunungsitoli, Sumatera Utara, Kamis (18/5/2017).
Baca juga: Jamin Kualitas, Mensos Makan Rastra Bareng Penerima Manfaat
Selain berubah warna, lanjut Lase, beras rastra pengganti raskin tersebut sebagian mengumpal dan berkutu.
"Beruntung semua karung sudah kami buka dan tak jadi kami konsumsi,” katanya.
Dalam sebulan, keluarga Lase selalu membeli satu karung beras bulog seberat 15 kilogram dengan harga Rp 27.000. Kini, beras rastra tersebut rencananya disimpan menunggu instruksi dari kepala desa setempat.
Sementara itu di tempat berbeda, Kepala Kantor Seksi Logistik (Kansilog) Bulog Gunungsitoli, Kurnia Hasibuan menjelaskan, sebelum didistribusikan, beras tersebut diperiksa terlebih dahulu oleh petugas.
"Kami tidak mendistribusikan beras yang tidak layak konsumsi. Sebelum didistribusikan telah diperiksa sebelumnya dari gudang Bulog,” jelas Kurnia di ruangannya, Kamis (18/5/2017).
Kurnia mengaku pihaknya baru mengetahui bahwa beras rastra sebagai pengganti raskin berkualitas buruk setelah mendapat laporan dari masyarakat.
Baca juga: Sidak Rastra, Mensos Sebut Kualitasnya di Atas Beras Medium
"Kami ganti baru dengan beras rastra dari gudang yang sama, setelah beras rastra yang tidak layak dikonsumsi ditarik," katanya.
"Kalau perubahan kualitas atau kerusakan beras rastra itu mungkin saja, kurang baik kualitas pemeliharaan di gudang atau mungkin karena didatangkan dari luar daerah, sehingga terjadi perubahan selama perjalanan," imbuhnya.