KEDIRI, KOMPAS.com - Seratusan personel gabungan dari polisi dan Barisan Ansor Serbaguna (Banser) bergotong royong di kawasan sumur yang ambles di Kecamatan Puncu, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, Sabtu (8/5/2017).
Mereka membantu menutup sumur dengan cara menimbunnya menggunakan tanah. Penimbunan ini dilakukan agar longsoran dinding sumur tidak meluas.
"Tanahnya diambilkan dari kawasan perhutani," ujar Kepala Sub Bagian Humas Polres Kediri Ajun Komisaris Bowo Wicaksono, Sabtu.
(Baca juga: Air dari Sumur yang Ambles di Kediri Bebas Zat Berbahaya)
Sumur-sumur itu memang tidak bisa dimanfaatkan kembali. Selain karena dindingnya terus mengalami longsor, air sumur dalam keadaan keruh sehingga harus ditutup.
Bagi warga, amblesnya sumur itu tidak hanya membuat mereka kehilangan sumber air bersih, tetapi juga harus merogoh kocek untuk menutup sumurnya.
Itu karena mereka harus membeli tanah untuk menimbun dan membayar tenaga tukang timbun.
Untuk keperluan tanah itu, kebanyakan warga membelinya dengan harga Rp 180.000 setiap truk ukuran kecil.
"Padahal untuk uruk (menimbunnya), satu sumur membutuhkan antara 5 sampai 7 truk," ujar ponisah, salah seorang warga.
Oleh karena itu, warga sangat mengharap adanya bantuan dari pemerintah untuk melakukan penutupan sumur tersebut.
Sebelumnya diberitakan, ratusan sumur tiba-tiba ambles ke dalam tanah. Peristiwa itu awalnya terjadi di beberapa dusun di Desa Manggis, Kecamatan Puncu.
Namun, peristiwa itu meluas ke wilayah Kecamatan Plosoklaten. Pihak BPBD menetapkan tanggap darurat atas peristiwa itu.
(Baca juga: Sumur Bor akan Gantikan Ratusan Sumur Ambles di Kediri)
Berdasarkan kajian sementara, penyebab amblesnya sumur tersebut yakni lapisan struktur tanah yang labil karena tingginya curah hujan.T
idak ada korban jiwa dalam peristiwa itu dan kebutuhan air bersih dibantu oleh pemerintah setempat dengan pendistribusian air.