Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Banjir Mah Sudah Biasa Terjadi di Kabupaten Bandung"

Kompas.com - 09/03/2017, 17:04 WIB

BOJONGSOANG, KOMPAS.com - Sebanyak 1.800 rumah di Desa Tegalluar, Kecamatan Bojongsoang, Kabupaten Bandung, terendam banjir sejak Selasa (7/3/2017). Ribuan rumah tersebut terdiri dari 11 RW yang berada di Desa Tegalluar.

Dari data yang dihimpun dari pihak desa, ada lima RW yang paling parah terdampak banjir, yakni RW 01, 07, 08,09, dan 14.

Di kawasan Cikeruh RW 08, Selasa (7/3/2017), terjadi antrean kendaraan karena genangan air yang melanda kawasan tersebut. Bahkan, di antaranya mengalami mogok karena mesin kendaraannya terendam oleh air banjir.

Rofiq (53), misalnya. Dia harus menuntun motor bebeknya untuk menerjang banjir Kabupaten Bandung di kawasan RW 08.

"Motor Bapak mah knalpotnya juga rendah. Airnya masuk jadi mati (mesinnya), banjir mah sudah biasa terjadi di sini," kata Rofiq.

Segelintir anak-anak berada di lokasi membantu para pengendara yang kendaraannya mogok. Iwan (7), siswa kelas 3 MI Al Misbah, misalnya, yang membantu mendorong kendaraan mogok bersama teman-temannya.

"Sekolah juga libur, jadi kami main saja di sini, orangtua juga tidak melarang," ujarnya.

Terkadang, dia mendapatkan uang recehan dari pengendara yang lewat.

"Lumayan nambah buat uang jajan, paling dapat lima ratus," katanya yang hingga pukul 11.00 baru mengumpulkan Rp 10.000.

Sementara itu, menurut catatan, banjir melanda kawasan Sapan Kampung Cikeruh, Desa Tegalluar, Kecamatan Bojongsoang, Kabupaten Bandung, Selasa (8/3/2017) malam.

Hujan dengan intensitas tinggi diduga menjadi penyebab banjir yang melanda enam RW tersebut.

Dadang (47), warga RT 03 RW 08, mengatakan bahwa banjir kerap terjadi di kawasan tersebut ketika curah hujan tinggi. Kondisi itu, kata Dadang, diperparah dengan semakin dangkalnya Sungai Citarum, Cikeruh, dan Citarik yang melingkari kawasan tersebut.

"Kalau dangkal begini jadi gampang meluap, air tumpah ke jalan dan rumah-rumah warga," kata Dadang di kediamannya, Rabu (8/3/2017).

Biasanya, kata Dadang, banjir surut dalam satu hari. Namun, belakangan ini sudah seminggu kawasan tersebut terkena banjir.

"Biasanya tidak sampai selutut, sekarang sudah lebih dari lutut, padahal jalan sudah ditinggikan oleh dinas," ucapnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com