Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Depan Ganjar, Nelayan Pati Mengeluh Sering Ditangkap saat Melaut

Kompas.com - 18/01/2017, 18:58 WIB
Kontributor Semarang, Nazar Nurdin

Penulis

SEMARANG, KOMPAS.com – Sejumlah nelayan dari Kabupaten Pati, Jawa Tengah, mengeluhkan masifnya penangkapan nelayan oleh aparat keamanan laut.

Hal tersebut terjadi ketika para nelayan melaut hingga perbatasan wilayah Jawa dan Kalimantan.

Keluhan tersebut disampaikan kepada Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dalam sebuah dialog di aula Kecamatan Juwana, Pati, Rabu (18/1/2017).

Salah seorang tokoh nelayan dari Juwana, Rasmijan mengatakan, para nelayan ketakutan lantaran banyak rekannya yang ditangkap oleh pihak keamanan laut.

Para nelayan ditangkap umumnya karena melaut di wilayah perbatasan Kalimantan Selatan, Makassar, Kalimantan Timur hingga Kalimantan Barat. Mereka yang ditangkap rata-rata tidak tahu batas wilayah melaut.

“Saat ini teman-teman di sini ketakutan. Kita sering ditangkap keamanan laut, karena kita tidak tahu batas laut Jawa dan Kalimantan,” keluh Rasmijan.

Dia pun meminta pemerintah bisa memberikan jaminan keamanan ketika melaut, terutama perlindungan dari aksi penangkapan oleh petugas.

Nelayan juga meminta toleransi melaut menggunakan alat tangkap cantrang dalam masa perpanjangan ini.

Perpanjangan batas waktu menggunakan cantrang sendiri dilakukan selama enam bulan. Namun menurut nelayan, batas toleransi tidak disertai dengan surat yang mempunyai kekuatan hukum.

“Dengan tanpa surat itu, kami nelayan cantrang khawatir ditangkap saat melaut,” ujarnya.

Rasmijan menyebutkan, para awak kapal dan nelayan yang ditangkap kerap dipenjara beberapa bulan.

Menanggapi keluhan nelayan, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo berjanji akan berkomunikasi langsung dengan Kapolri Jenderal Tito Karnavian dan Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana TNI Ade Supandi, Badan Keamanan Laut serta Kementerian Kelautan dan Perikanan.

"Saya akan telepon dengan Kapolri dan KASAL agar tidak menangkapi nelayan selama masa transisi. Karena ini bukan hanya wilayahnya Pak Kapolda saja, tapi sudah nasional," imbuhnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com