Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

60 Rumah dan 1 Mushala Rusak akibat Gempa 6,2 Magnitudo di Malang

Kompas.com - 17/11/2016, 18:48 WIB
Andi Hartik

Penulis

MALANG, KOMPAS.com - Jumlah bangunan yang rusak akibat gempa berkekuatan 6,2 magnitudo di laut selatan Kabupaten Malang, Jawa Timur, terus bertambah.

Hingga saat ini, petugas lapangan pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang sudah mendata sebanyak 44 rumah rusak. Antara lain di Kecamatan Ampel Gading sebanyak 29 rumah, Kecamatan Dampit 12 rumah, Kecamatan Pagelaran satu rumah, Kecamatan Turen satu rumah dan di Kecamatan Sumber Pucung satu rumah.

Petugas Stasiun Geofisika Karangkates, Malang, Jawa Timur yang ikut melakukan pemantauan dampak gempa juga menemukan kerusakan bangunan rumah di Desa Taman Kuncaran, Kecamatan Tirtoyudo, Kabupaten Malang sebanyak 16 rumah dan satu mushala. Terdiri dari rusak berat lima rumah, rusak sedang lima rumah dan rusak ringan sebanyak enam rumah.

Dengan begitu, total rumah rusak akibat gempa yang sudah terdata sebanyak 60 rumah dan satu mushala.

"Ini sementara hasil survei, rata-rata kerusakan terjadi pada rumah tanpa penguatan kolom besi," kata Kepala Stasiun Geofisika Karangkates, Malang, Jawa Timur, Musripan kepada Kompas.com, Kamis (17/11/2016).

Baca juga: 29 Rumah di Malang Rusak akibat Gempa

Kepala BPBD Kabupaten Malang, Hafi Lutfi mengaku, angka kerusakan rumah itu masih bisa berubah. Sebab, proses pendataan oleh petugas di lapangan masih terus berlangsung.

"Ini masih bisa berubah. Tapi mudah-mudahan ini sudah finish. Saya harap tidak ada tambahan lagi," katanya saat dihubungi Kompas.com.

Saat ini, bantuan kebutuhan dasar sudah dikirim ke masing-masih warga yang rumahnya rusak. Juga bantuan dana stimulan kepada warga yang rumahnya mengalami rusak berat dan sedang.

"Setelah ini akan kami koordinasikan dengan SKPD terkait," jelasnya.

Gempa bumi tektonik berkekuatan 6,2 magnitudo terjadi di laut selatan Jawa Timur, Rabu (16/11/2016) sekitar pukul 22.10 WIB. Gempa tersebut dipicu oleh aktivitas subduksi antara lempe Indo Australia dan menujam lempeng Eurasia. Meski demikian, gempa itu tidak berpotensi tsunami.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com