Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masih Adakah Penutur Bahasa Bulango di Provinsi Gorontalo?

Kompas.com - 28/10/2016, 15:30 WIB
Rosyid A Azhar

Penulis

GORONTALO, KOMPAS.com –  Salah satu kekayaan budaya Gorontalo adalah beragam bahasa yang digunakan masyarakatnya.

Kekayaan bahasa ini merupakan cerminan adanya beberapa kerajaan yang pernah ada di daerah ini. Kerajaan itu Hulondalo (Gorontalo), Limutu (Limboto), Atinggola (Andagile), Bulango, Bualemo dan Suwawa (Tuwawa).

Umumnya masyarakat di Provinsi Gorontalo menggunakan bahasa Gorontalo dalam percakapan sehari-hari, pengguna bahasa ini meluas hingga tersebar di kawasan Teluk Tomini seiring diaspora masyarakatnya.

Di luar bahasa Gorontalo, sebagian masyarakat menggunakan bahasa Suwawa (Boneda'a atau biasa disingkat Bonda), Atinggola dan Bulango.

Bahasa Atinggola sekarang masih bisa dijumpai di Kecamatan Atinggola Kabupaten Gorontalo Utara dan kecamatan hasil pemekarannya. Hanya sedikit saja penuturnya.

Bahasa tersebut memiliki kesamaan dengan bahasa Bulango. Bahkan ada yang menyebut sebagai nama lain bahasa Bulango.

Bahasa Suwawa masih dijumpai di beberapa desa di Kecamatan Suwawa, Suwawa Selatan, Suwawa Timur, Bone Pantai, dan Bone Raya.

Khusus Bahasa Bulango, penuturnya sudah sangat sulit ditemukan di Provinsi Gorontalo.

Secara geografis, wilayah kerajaan Bulango dulu berada di sekitar Kecamatan Tapa Kabupaten Bone Bolango saat ini. Di sini masyarakatnya sekarang sudah menggunakan bahasa Gorontalo sebagaimana masyarakat Gorontalo umumnya.

Padahal, Kerajaan Bulango pernah menjadi kerajaan besar di jazirah Gorontalo. Para pemimpin (olongia) kerajaan ini adalah orang yang berpengaruh luas, terutama dalam penguasaan agama Islam dan kesenian.

Dalam kegiatan kebudayaan, para pemangku dan dewan adat masih memasukkan Bulango sebagai unsur budaya di Gorontalo, termasuk hadirnya tokoh-tokoh budayawannya dalam Dewan Adat.

"Di Kecamatan Tapa ada Sanggar Seni Budaya Bulango," kata Siti Indriyani, warga Gorontalo yang pernah meneliti budaya di Tapa.

Bahkan Tapa dikenal sebagai gudangnya kesenian Gorontalo. Di sana banyak ditemukan penari tradisi, pelaku sastra lisan, hingga pemusik tradisional.

Namun jika ditelisik lebih dalam di Tapa dan desa-desa di sekitarnya, nyaris tidak ditemukan penutur bahasa Bulango. Bagaimana Bahasa Bulango bisa hilang?

Menurut Bupati Bone Bolango Hamim Pou keberadaan bahasa Bulango memang nyaris habis. Diakuinya di daerah Tapa hanya keluarganya yang menggunakan bahasa ini.

"Tinggal satu kepala keluarga yang menggunakan Bahasa Bulango, yaitu keluarga kami," ungkap Hamim Pou, Jumat (28/10/2016).

Menurut Hamim, hanya keluarganya di Tapa yang menggunakan bahasa ini sehari-hari dengan kosa kata terbatas. Di luar keluarganya, nyaris tidak ada penutur bahasa Bulango.

Namun demikian, ia masih menggunakan bahasa ini untuk komunikasi dengan keluarga jauhnya di Bolaang Uki, Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan, Provinsi Sulawesi Utara.

Di Bolaang Uki, Hamim menemukan lebih banyak penutur bahasa Bulango. Mereka setiap hari berkomunikasi dengan bahasa ini.

Namun demikian, bahasa tersebut diperkirakan akan punah dalam beberepa puluh tahun lagi.

"Kami berupaya sekuat tenaga untuk mempertahankan bahasa Bulango. Saat ini kami sedang menyiapkan kamus Bahasa Bulango yang akan kami kerja samakan dengan Kantor Bahasa Gorontalo," ujar Hamim Pou.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com