Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Longsor, Sebuah Desa di Semarang Terisolasi

Kompas.com - 19/10/2016, 23:03 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir

Penulis

AMBARAWA, KOMPAS.com - Warga desa Sepakung, kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang sudah dua hari ini terisolasi lantaran jalan desa tertimbun tanah longsor sejak, Senin (17/10/2016) sore.

Warga yang hendak beraktivitas ke ibukota kecamatan terpaksa harus memutar sejauh 7 kilometer.

Upaya untuk membuka blokade pada Selasa (18/10/2016) dilakukan oleh warga dibantu aparat kepolisian, TNI, petugas BPBD Kabupaten Semarang dan sejumlah relawan. Material lumpur bercampur bebatuan dengan ketebalan 5 hingga 50 sentimeter menutupi jalan tersebut.

Namun pada Rabu (19/10/2016) pagi, jalan yang sebenarnya sudah bisa dilalui kembali tertimbun longsor susulan dari tebing setinggi tepi jalan desa setinggi 50 meter.

Saat ini jalan telah ditutup total dengan pemasangan police line agar tidak dilalui. "Selasa kemarin pembersihan sampai sore hari. Tapi tadi pagi longsor lagi, sehingga warga tambah waswas dan khawatir. Apalagi kalau longsor terjadi saat anak-anak pulang sekolah," ungkap Junaedi (38), warga Sepakung, Rabu (19/10/2016).

Warga saat ini diliputi rasa was-was akan terjadinya longsor susulan yang meluas hingga ke permukiman warga. Junaedi meminta agar Pemkab Semarang turun tangan menangani bencana longsor di Sepakung.

"Kami tidak mampu menangani bencana longsor yang terjadi berulang kali. Kami minta agar Pemkab turun tangan," katanya.

Kepala Desa Sepakung, Ahmad Nuri mengatakan, warga sebenarnya akan kembali melakukan kerja bakti membersihkan material longsor pada Rabu pagi. Namun warga mengurungkan niat lantaran terjadi longsor susulan.

"Kita minta pemerintah pusat menangani, karena di atas tebing yang longsor ada pemukiman yang dihuni 150 keluarga," ungkapnya.

Menurut Nuri, titik longsor dengan pemukiman warga yang terdekat adalah sekitar 150 meter, tepatnya di wilayah RT 2 RW 9 Dusun Bungkah. Bahkan saat ini, ada sebagian rumah warga yang bangunannya merekah yang diduga imbas bencana longsor.

Salah satu dari rumah warga yang mengalami rekahan adalah Ngadiyono, Giyanto, Ny Poniah. Kondisi ini diakui Nuri, kondisi ini makin mengkhawatirkan warganya.

"Kalau longsor terus terjadi bisa membahayakan pemukiman warga yang berada di atas titik longsor," ujarnya.

Nuri belum bisa memastikan kapan material longsor yang saat ini masih menutup akses jalan bisa dibersihkan sehingga jalan kembali bisa dilalui.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com