Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

MUI: Pengikut Dimas Kanjeng Bukan Santri

Kompas.com - 12/10/2016, 14:25 WIB
Achmad Faizal

Penulis

SURABAYA, KOMPAS.com - Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur, merasa keberatan jika pengikut Dimas Kanjeng Taat Pribadi disebut "santri". Karena sebutan santri hanya untuk pelajar di pondok pesantren.

Santri, kata Ketua MUI Jawa Timur, KH Abdusshomad Bukhori, adalah orang yang belajar agama di pesantren kepada seorang guru agama atau yang disebut "kiai".  Sementara Padepokan Dimas Kanjeng bukanlah pesantren. Di sana, kata Abdusshomad, tidak ada kegiatan belajar agama, dan Dimas Kanjeng bukanlah seorang kiai.

"Sebutan santri adalah pelecehan terhadap santri pondok pesantren," katanya, Rabu (12/10/2016).

Keberatan tersebut juga tertulis dalam sikap resmi MUI Jawa Timur, terkait maraknya isu padepokan Dimas Kanjeng di Desa Wangkal, Kecamatan Gading, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur. 

MUI Jawa Timur dalam kasus tersebut telah menerjunkan tim dan membahasnya dengan MUI Probolinggo dan MUI Pusat. 

Dalam hasil bahasannya, MUI menyebut aktifitas Dimas Kanjeng adalah aksi penipuan yang berkedok agama, dengan tujuan mendapatkan keuntungan finansial. 

Rabu siang, MUI Jawa Timur dan sejumlah ormas islam menggelar pertemuan khusus membahas padepokan Dimas Kanjeng. Setelah itu mereka dijadwalkan akan melaporkan kasus tersebut ke Polda Jatim.

Baca: Saya Percaya Dimas Kanjeng Betul-betul Bisa Gandakan Uang

Kompas TV Rahasia di Balik Kursi Taat Pribadi (Bag 1)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com