Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Borobudur Itu ibarat Lampu yang Benderang, tetapi Sekitarnya Gelap Gulita..."

Kompas.com - 24/08/2016, 10:57 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana

Penulis

MAGELANG, KOMPAS.com - Memanfaatkan Candi Borobudur tanpa menyentuh Candi Borobudur, inilah pola yang sedang dikembangkan oleh pengelola Taman Wisata Candi Borobudur (TWCB) Magelang, Jawa Tengah, untuk menarik lebih banyak wisatawan.

Pola tersebut mengedepankan pemberdayaan masyarakat lokal serta menggali potensi yang ada.

"Kami ingin mengubah pola, bagaimana memanfaatkan Candi Borobudur sebagai warisan budaya bisa bermanfaat bagi masyarakat sekitar, dengan tanpa menyentuh Candi Borobudur," ujar Edi Setijono dalam sarasehan "Membangun Desa Wisata Swadaya" di Balai Ekonomi Desa (Balkondes) Ngaran, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Selasa (23/8/2016) malam.

Edi mengemukakan, pola yang dimaksud adalah dengan mengoptimalkan potensi yang ada di sekitar Candi Borobudur, di antaranya membuat program desa wisata.

Selama ini, kata Edi, pengelolaan maupun pembangunan hanya fokus di dalam "pagar" Candi Borobudur, sedangkan potensi di kawasan sekitarnya masih belum tersentuh.

"Kami coba pendekatan baru. Mengajak maju masyarakat sesuai minat dan keahlian masing-masing. Salah satunya melalui program bangun desa wisata ini. Kenapa tidak dibangun di dalam Candi Borobudur, karena masa itu sudah lewat. Selama ini, Borobudur itu ibarat lampu yang benderang, tapi sekitarnya gelap gulita," terang Edi.

Oleh karena itu, pihaknya mencoba mengawali program bangun desa wisata dengan mendirikan Balkondes yang terletak di Desa Ngaran atau sekitar 3 kilometer arah selatan kompleks TWCB. Menurut Edi, program ini sebagai stimulan agar roda perekonomian di desa-desa sekitarnya ikut tumbuh dan berkembang.

"Dengan adanya Balkondes ini, minimal jalan di Desa Ngaran bisa rampai, tidak hanya siang, tapi juga malam. Ini stimulan, harapan kami ekonomi di desa-desa lainnya ikut tumbuh," sebutnya.

Pihaknya menargetkan sedikitnya 20 Balkondes berdiri di desa-desa sekitar Candi Borobudur. Setiap Balkondes akan disokong sebanyak 10 homestay yang memiliki minimal 3 kamar setiap homestay.

Program diharapkan bisa mendukung pemerintah yang sedang menggerakkan sektor pariwisata dan membantu pencapaian target 2 juta wisatawan pada tahun 2019.

"Ini program yang berintegrasi, akan ada perputaran uang di sini, wisatawan usai berkunjung ke Candi Borobudur bisa menikmati desa wisata di sekitarnya, mereka juga akan menginap di homestay yang disediakan, karena yang terjadi selama ini wisatawan banyak yang menginap di luar Magelang," papar Edi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com