Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Cepatlah Selesai Gunung Sinabung Ini, Biar Tak Capai-capai Kalian Mengingat Kami di Sini"

Kompas.com - 06/06/2016, 11:40 WIB
Kontributor Medan, Mei Leandha

Penulis

KABANJAHE, KOMPAS.com — Muka-muka muram dan putus harapan menghiasi hampir semua pengungsi Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatera Utara. Tak bisa dimungkiri, hidup bertahun-tahun di posko-posko darurat yang penuh sesak dengan tumpukan barang-barang dan alas tidur ala kadarnya akan membawa dampak psikologis bagi mereka.

Hanya anak-anak yang seperti tak peduli dengan bencana ini. Mereka asyik bermain di halaman posko atau di atas karung-karung berisi beras bantuan para dermawan.

"Selama kami mengungsi, masih ada perhatian sama kami, kami bersyukur semua. Makanya, sama-samalah kita berdoa biar cepat selesai Gunung Sinabung, biar jangan capek-capek lagi bapak-ibu semua mengingat kami di sini. Kami mengucapkan syukur alhamdulillah, sehat kita semua, naiklah pangkat kalian semua, dekat rezeki. Kami pun begitu juga setelah ditinggal ibu dan bapak di sini," kata seorang ibu sambil menangis, Senin (6/6/2016).

Mendengar ucapan ibu yang merupakan salah satu pengungsi di posko Gereja Batak Karo Protestan (GBKP) Simpang Enam, Jalan Mariam Ginting, Kecamatan Kabanjahe, itu, semua yang hadir tertunduk haru.

Begitu pula dengan rombongan dari Ikatan Alumni Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara (FH USU) Stambuk 92. Mereka datang menemui langsung para pengungsi untuk memberikan bantuan beras, gula, susu, dan sabun dalam rangka Reuni Perak FH USU 92.

Pendeta Jurmanis Pandia, atas nama pengurus posko GBKP dan selaku Ketua Komisi Penanggulangan Bencana, mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan yang diberikan. Dia mengatakan, jumlah pengungsi di poskonya sebanyak 421 kepala keluarga atau 1.520 jiwa.

Mayoritas pengungsi berasal dari Desa Sigarang-garang, Kecamatan Naman Teran, Kabupaten Karo. Keseharian penghuni, misalnya orangtua, ada yang kembali ke desa atau menjadi buruh tani dengan upah Rp 50.000-an per hari.

Sementara itu, yang tinggal di posko umumnya adalah mereka yang mendapat tugas giliran memasak. Saat sore, mereka harus sudah kembali ke posko.

"Beginilah keadaannya, keseharian di sini. Dengan upaya yang terbatas, kami mencoba melayani dengan kemampuan yang terbatas. Sudah enam tahun erupsi Gunung Sinabung, kami masih eksis, teman-teman dari luar masih menyempatkan memberikan sumbangan. Kami terus bersyukur," kata Jurmanis.

Menurut dia, hampir 80 persen penghuni posko GBKP Simpang Enam adalah umat Islam. Jurmanis mengatakan, tidak ada perbedaan soal agama di tempatnya, semua sama-sama saling menghargai.

"Hari ini puasa. Kami sudah menyediakan tempat shalat, bukaan, dan sahur. Setiap tahun, kami lakukan seperti ini. Sekali lagi kami ucapkan terima kasih atas bantuan yang diberikan. Satu kilo beras saja sangat berharga di sini. Kami tidak pernah memandang besar dan kecil sumbangan, semuanya bagi kami adalah berkat," katanya dengan mimik sedih.

Ahmad Johari Damanik, Ketua Panitia Reuni Perak FH USU 92 mengatakan, pihaknya adalah orang-orang yang dulunya berkuliah di kawsan Padang Bulan, Medan.

"Selalu berinteraksi dengan saudara-saudara warga Karo di sana. Jadi mengetahui kalau saat ini masyarakat Karo yang berada di sekitar Gunung Sinabung sedang mengalami musibah yang sudah cukup lama, maka datang ide untuk melakukan bakti sosial sebelum acara reuni berlangsung," ujarnya.

Dalam waktu tak sampai seminggu, dana yang terkumpul bisa untuk membeli 1,3 ton beras, 250 kilogram gula, 6 dus susu, dan sabun mandi.

"Mungkin yang kami bawa tak sebanyak yang diharapkan atau tidak bisa memenuhi kebutuhan Ibu-ibu dan Bapak-bapak saudara kami yang ada di sini. Tapi inilah yang bisa kami berikan dengan keikhlasan kami, secara sukarela. Harapan kami, semoga sedikit bisa membantu kekurangan," ucap Johari.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com