Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anomali Cuaca Tak Pengaruhi Penjualan Bibit Holtikultura

Kompas.com - 10/04/2016, 22:30 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir

Penulis

UNGARAN, KOMPAS.com - Ditengah anomali cuaca saat ini ternyata tak berpengaruh terhadap penjualan bibit hortikultura di Kabupaten Semarang.

Pemilik Kebun bibit Hortikultura Cipto Karomah, Desa Duren, Bandungan, Tri Ningsih (32) mengatakan, kebunnya masih bisa menjual rata-rata 10.000 bibit sayuran kepada petani.

"Pada dasarnya, penjualan bibit hasil semai tidak terpengaruh cuaca. Bibit cabai, baik cabai galak, keriting, cabai teropong, dan rawit hijau saat ini yang paling laku," kata Tri Ningsih, Minggu (10/4/2016).

Selain bibit cabai, Tri Ningsih yang sudah menggeluti bisnis penjualan bibit hortikultura semenjak tujuh tahun ini juga menyediakan bibit kembang kol, tomat, dan terong. Ia biasanya menjual bibit-bibit tersebut dalam jumlah satuan atau perbatang.

Tri mengungkapkan, kebuan bibit miliknya hanya menggunakan tanah dan pupuk organik sehingga meminimalisasi pencemaran lingkungan.

"Media tanam yang digunakan adalah tanah dan pupuk organik. Bibit yang kami jual biasnya berumur 20 hari dengan harga rata-rata Rp 170," jelasnya.

Sedangkan pangsa pasar yang ia layani, lanjutnya, tidak hanya para petani di Kabupaten Semarang. Akan tetapi saat ini sudah merambah hingga daerah tetangga seperti Temangung, Salatiga dan Kota Semarang.

"Ada juga petani dari luar kota, seperti Kota Salatiga dan Kota Semarang. Tapi paling dominan petani dari Bandungan dan Sumowono," imbuhnya.

Salah seorang pembeli, Siarto (40) warga Gedawang, Tembalang, Kota Semarang saat ditemui mengatakan bahwa saat ini cuaca cenderung baik untuk menanam cabai.

Sebab apabila curah hujan terlalu tinggi, ia justru khawatir bibit yang ditanam akan mati karena kelebihan air.

"Saya beli bibit cabai, akan coba saya tanam dengan sistem tumpangsari bersama pisang. Saya optimis cuaca seperti sekarang, tanaman cabai masih bisa tumbuh 80 persen," kata Siarto.

Kompas TV Kurang Pasokan, Harga Pangan Naik
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com