Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Malangnya Bioskop di Kota Malang

Kompas.com - 28/03/2016, 09:25 WIB

KOMPAS.com - Perlahan tetapi pasti, puluhan pemuda berusia 20-an tahun berjalan kaki menyusuri jalanan Kota Malang, Jawa Timur, Sabtu (12/3/2016), hingga akhirnya tiba di pelataran bekas Bioskop Kelud di Jalan Kelud, Kota Malang.

Beragam ekspresi tampak di antara wajah muda penuh semangat tersebut.

Bangunan bekas gedung Bioskop Kelud dari depan masih terlihat utuh, tetapi sudah banyak grafiti di seluruh temboknya. Loket pembelian tiket, baik ekonomi maupun VIP, masih utuh meski sudah lama bioskop ini tak beroperasi.

Saat memasuki bangunan dari samping loket pembelian tiket, puluhan orang itu langsung dibuat kagum dengan masih utuhnya layar bioskop terbuka dari tembok berukuran 20 meter x 10 meter. Layar terbuka tersebut di Malang dikenal dengan istilah misbar (gerimis bubar). Sebab, tanpa atap (untuk kelas ekonomi), penonton akan langsung bubar berlarian mencari tempat berlindung saat hujan datang.

Rombongan kemudian bergerak naik ke lantai dua bangunan, menengok tempat duduk VIP. Ruang VIP memang lebih terlindung dari matahari dan hujan serta memiliki sudut pandang terbaik karena berada di lokasi lebih tinggi. Untuk melihat film, tidak ada halangan yang menutupi. Kondisi tempat duduk VIP tersebut kini rusak parah karena sebagian atapnya mulai tersingkap.

Secara keseluruhan, sebagian besar bangunan gedung yang sudah berusia 40 tahun ini masih utuh. Namun, kerusakan sudah muncul di beberapa tempat karena memang tidak lagi tersentuh perawatan.

Anang (34), warga Bunul, Kota Malang, yang merupakan penggemar film-film bioskop di zamannya menceritakan pengalamannya 25 tahun lalu saat masih sering nonton di Bioskop Kelud. Anang saat itu membeli tiket Rp 500-Rp 750 sekali nonton. Ia duduk di bangku kayu di tengah halaman di depan misbar. Begitu hujan mengguyur, ia bergegas berlindung di bawah balkon kursi VIP.

Ketika asyik nonton film, saat adegan hampir mencapai klimaks, Anang mendengar bunyi sreeenngg... dari pedagang gorengan yang menggoreng dagangannya tidak jauh dari tempatnya duduk. Pedagang memang boleh masuk ke dekat penonton.

"Saat itu seru-seru saja nonton film ramai-ramai dengan teman. Memang susah kalau hujan karena harus cari tempat berlindung agar tidak basah. Serunya, penonton bebas mengomentari film sambil nonton, bahkan teriak bersama orang di kanan-kiri kita. Tidak seperti sekarang kalau nonton di bioskop, ada bunyi sedikit saja sudah dipelototi banyak orang," kata Nashir (42), warga Kasin, Kota Malang.

Penggemar film bioskop di era 1970-1980-an bercerita bahwa Bioskop Kelud pada masa itu merupakan salah satu bioskop dengan penonton cukup banyak. Penonton berasal dari sejumlah daerah, termasuk pelosok Kabupaten Malang. "Biasanya mereka dari pelosok menyewa kendaraan datang beramai-ramai hanya untuk nonton. Kalau hari Kamis biasanya film India dan Sabtu film-film dengan aktor Rhoma Irama," kenang Nashir.

Populer

Bioskop Kelud saat itu, menurut Nashir, merupakan bioskop untuk kalangan kelas bawah. Tarif pertama kali nonton Rp 50 per tiket. "Jika tidak mendapat tempat duduk pun, penonton akan dengan senang hati duduk di tikar yang memang sudah dibawa dari rumah. Bioskop Kelud memang kelas rakyat," ujar Nashir. Beberapa bioskop lain, seperti Bioskop Ria, Merdeka, dan Mitra, menurut Nashir, cenderung untuk kalangan menengah ke atas.

Kenangan-kenangan akan seru dan uniknya menonton bioskop di Kota Malang itulah yang terus ditularkan para orangtua kepada anak-anaknya hingga kini. Hal itu juga yang memicu Sindy Asta (21), pemandu A Day to Walk, mengajak komunitasnya mengunjungi bekas gedung bioskop kuno di Kota Malang.

"Saya tertarik dengan cerita dari bapak saya mengenai bioskop di Kota Malang. Sepertinya seru dan menyenangkan. Kini, saya ingin mengajak generasi muda untuk turut mengenang kejayaan era bioskop di Kota Malang," kata Sindy menjelaskan tujuan berkeliling ke bekas gedung bioskop di Kota Malang tersebut.

Hari itu, Sindy mengajak 20-an orang komunitas pejalan kaki melihat kondisi tiga gedung bioskop kuno, yakni Bioskop Kelud, Merdeka, dan Garuda. "Dilihat dari sisa bangunan yang ada ini, pasti gedung ini dulu sangat bagus. Saat itu, rupanya hiburan bioskop di Kota Malang sudah ramai," ujarnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com