Itulah yang dilakukan Ulcok, anak keempat dari seorang buruh bangunan, untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya dan membantu orangtuanya.
"Saya tujuh bersaudara dan bapak saya hanya tukang batu. Ya, setiap hari hanya keliling cari rezeki dengan berhitung. Dari pertanyaan hitungan yang saya jawab dengan benar, orang memberikan uang. Ya, kadang puluhan ribu, bahkan bisa sampai ratusan ribu per harinya saya dapat, Pak," ucap Ulcok.
Ulcok menceritakan, pemilik toko parfum di dekat Masjid Al Markaz Al Islami pernah menantang dirinya adu cepat berhitung dengan kalkulator.
Pemilik toko parfum itu melontarkan pertanyaan perkalian, pembagian, penambahan, dan pengurangan. Dua orang karyawannya menggunakan kalkulator untuk beradu cepat dengan Ulcok.
"Kalau soal hitungan dia bisa saya jawab dengan benar, saya akan diberi uang sampai ratusan ribu. Secara bertubi-tubi soal hitungannya terlontar sampai puluhan, tapi saya bisa bisa jawab lebih cepat dari kalkulator. Jadi waktu itu saya dapat uang Rp 400.000," bebernya.
Saat berkeliling, ia sering dicemooh anak-anak sebagai orang idiot, gila, dan lainnya. Namun, cemoohan itu tak digubris oleh Ulcok.
Namun, jika orang dewasa yang mencemooh, Ulcok pun marah dan bahkan bisa mengamuk.
"Kalau anak-anak yang bilangi saya, kucueki ji, Pak. Tapi kalau orangtua mi, saya mengamuk. Saya kan tidak ganggu dia, kenapa dia bilang-bilangi saya. Ya, segala macamlah orang bilangi saya, ada yang bilang idiot, gila, dan lainnya. Memang badan dan tampangku begini, ya mirip-miriplah seperti itu," ujar Ulcok sambil tersenyum.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.