Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ribuan Pendaki Lakukan Penghijauan Gunung Ungaran

Kompas.com - 15/02/2016, 09:00 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir

Penulis

UNGARAN, KOMPAS.com - Sedikitnya 1.700 relawan yang berasal dari Kabupaten Semarang dan daerah lain di sekitarnya melakukan "gugur gunung" dalam acara bertajuk "1.001 Pendaki Tanam Pohon" di lereng Gunung Ungaran, Minggu (14/2/2016) kemarin.

Mereka terdiri atas komunitas pecinta alam, LSM pemerhati lingkungan, TNI, pramuka, pelajar dan mahasiswa hingga masyarakat umum.

Kegiatan yang bertema “Tanam..Tanam...Tanam untuk Kehidupan” dilakukan di dua jalur pendakian, yakni di Pos Mawar, Sidomukti, Bandungan, Kabupaten Semarang dan Pos Medini, Promasan, Boja, Kabupaten Kendal dengan target tanam 6.000 bibit tanaman endemik gunung.

Di Pos Mawar yang mempunyai ketinggian 2.050 meter diatas permukaan laut (MDPL) para relawan berhasil menanam sekitar 3.700 bibit yang terdiri atas empat jenis vegetasi, yakni pinus, trembesi, keningar dan bibit pohon salam.

Juru bicara panitia penyelenggara, At’hat, mengatakan, tujuan penanaman vegetasi ini untuk menghijaukan kembali ruang tandus di sekitar jalur pendakian gunung Ungaran.

"Selain itu juga untuk merehabilitasi kawasan lereng gunung Ungaran yang sempat terbakar pada kemarau lalu," kata At'hat, dalam rilis yang diterima Kompas.com, Senin (15/2/2016) pagi.

Menurut Koordinator lapangan (korlap) kegiatan, Dodi Arianto, pelaksanaan penghijauan Gunung Ungaran itu dibagi dalam tiga zona penanaman. Yakni zona hijau bagi relawan yang belum pernah mendaki gunung atau masyarakat umum. Medan kawasan tanam di zona ini relatif mudah.

Untuk daerah tersebut dilakukan penanaman jenis pinus dan salam. Karena zona ini terdiri atas kawasan hutan Perum Perhutani dan hutan penyangga perekonomian rakyat.

"Tanaman pinus dan salam dipilih untuk zona ini karena mudah dipelihara dan manfaatnya bisa dinikmati oleh masyarakat sekitar, seperti tanaman salam," jelasnya.

Untuk zona kuning, lanjutnya diperuntukkan bagi partisipan para pecinta alam pemula dengan tanaman jenis keningar dan trembesi.

Kemudian zona merah dengan medan relatif lebih berat diperuntukkan bagi bagi pecinta alam yang telah memiliki fisik cukup memungkinkan untuk menjangkau medan yang lebih berat dengan jenis tanaman yang keningar dan trembesi.

"Melalui kegiatan kami juga ingin menumbuhkan gemar menanam di kalangan generasi masa depan," tegasnya.

Kepala Desa Sidomukti, Rovik Ashari mengatakan, dengan menanam berarti telah memberikan warisan yang sangat berharga untuk anak cucu di masa mendatang.

Alam, menurut dia, diciptakan oleh Tuhan bagi kehidupan umat manusia. Alam akan menjadi baik dan indah hingga mampu memberikan kemanfaatan dan kebahagiaan tergantung dari ulah manusia.

"Dasarnya adalah iman, bahwa alam adalah ciptaan Tuhan yang harus terus dijaga kelestariaannya untuk masa depan umat manusia," kata Rovik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com