Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Pendapat Warga Riau tentang Sekolah di Perusahaan Minyak PT Chevron?

Kompas.com - 05/02/2016, 11:32 WIB
Syahnan Rangkuti

Penulis

PEKANBARU, KOMPAS.com - Sebagian besar orang tua di Riau, ingin anaknya kerja di perusahaan minyak asal Amerika itu. Maklum penghasilannya besar.

Bekerja di PT Chevron berarti hampir seluruh kebutuhan hidup telah dicukupi. Fasilitas kesehatan dan pendidikan tidak masalah dan semuanya kelas satu. Rumah dan kendaraan disediakan. Ketika pensiun masih dijamin dengan pesangon sangat besar.

Namun, pandangan lain warga Riau terhadap PT Chevron ada juga yang minor. Misalnya, perusahaan itu angkuh, termasuk para pegawainya yang merasa eksklusif.

Akses masuk warga umum ke perumahan karyawan sangat terbatas. Untuk melintas di jalan yang dibangun perusahaan itu tidak boleh dilalui tanpa izin ketat, meski dana pembangunannya berasal dari cost recovery (pengembalian biaya operasional terkait pengeboran minyak) yang artinya memakai uang negara RI juga.

Seorang teman bahkan berpendapat, lingkungan PT Chevron seolah berada pada negara bagian lain dari Indonesia.

Tentang fasilitas pendidikan, Chevron memiliki sekolah yang bernama Cendana yang berlokasi di kompleks perumahan pegawai dari tingkat Taman Kanak-Kanak sampai SMA. Sekolah itu dikenal bermutu tinggi.

Tidak sedikit orangtua yang tidak bekerja di Chevron menyekolahkan anaknya di sana, meski uang SPP-nya terbilang besar.

Banyak orang yang tidak tahu bahwa Luhut Binsar Pandjaitan, Menko Polhukam saat ini, merupakan alumni SD dan SMP di lingkungan PT Chevron itu yang dulunya bernama Sekolah Rakyat Caltex yang didirikan tahun 1957. Aktor Jeremy Thomas juga alumnus sekolah itu.

Selama ini, tidak ada gejolak yang terdengar di sekolah mewah itu. Informasi yang samar terdengar adalah guru-gurunya hidup berkecukupan, mendapat gaji lumayan besar, disediakan rumah dan mendapat pensiun sangat besar.

PT Chevron sebagai induk sekolah, menyubsidi setiap murid anak pegawai yang bersekolah di Cendana dengan tunjangan sebesar Rp 16,4 juta rupiah setahun.

Para orangtua murid anak pegawai PT Chevron cuma membayar uang sekolah Rp 300.000 per bulan. Adapun murid luar PT Chevron membayar uang sekolah untuk tingkat Sekolah Dasar Rp 1,2 juta dan SMP Rp 1,4 juta.

Ketika puluhan guru Sekolah Menengah Pertama Cendana di wilayah Rumbai dan Duri melakukan aksi mogok mengajar, sejak Selasa (2/2/2016) lalu, tentu ada sesuatu yang salah dengan kondisi selama ini. Timbul pertanyaan, mengapa guru-guru sekolah “anak orang kaya” itu sampai berdemo?

Ternyata, penyebabnya adalah kesejahteraan yang diperoleh para guru aktif dan para pensiunan sekolah itu menurun sangat tajam.

Baca juga: Kemelut Sekolah Chevron (I)

Pihak Yayasan Pendidikan Cendana (YPC) ternyata sudah mengurangi pendapatan para pensiunan sejak beberapa tahun lalu. Sekarang ini kondisi itu semakin parah, karena harga minyak dunia anjlok ke tingkat sangat rendah dalam beberapa dekade terakhir.

Menurut Ketua Forum Purna Bhakti Guru Cendana wilayah Rumbai dan Minas, August Munthe uang pensiun guru dan pegawai dulunya mengikuti aturan formula : 1,5 persen x masa kerja x gaji pokok terakhir yang dibayarkan setiap bulan sampai usia pensiunan 70 tahun. Apabila usia pensiun 55 tahun dan guru masih hidup sampai 70 tahun, mereka masih mendapat uang pensiun selama 180 bulan atau 15 tahun.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com