Hal itu diperburuk dengan lemahnya kontrol terhadap peredaran narkoba di pedesaan.
Terus (30), salah satu warga Kabupaten Ketapang, Senin (1/2/2016), menuturkan, setahun terakhir peredaran narkoba semakin memprihatinkan.
“Di pedalaman sudah banyak anak-anak dan remaja terindikasi pemakai obat-obatan terlarang. Bahkan, tak sedikit dari mereka selain pemakai juga pengedar,” tuturnya.
Kondisi itu membuat masa depan generasi muda di pedalaman terancam suram. Sebab, mereka yang terindikasi pemakai obat-obatan terlarang tidak memiliki semangat bekerja dan menata masa depan.
“Remaja yang terindikasi pemakai tidak memiliki semangat hidup. Tidak ada kegiatan produktif yang mereka lakukan,” ujarnya.
Marcelinus Joko (32), warga Kabupaten Landak, menuturkan, di Landak juga peredaran narkoba memprihatinkan karena juga menyasar remaja di pedalaman.
“Pengedar narkoba ada yang bermodus sebagai penjual sayur. Hal itu terjadi hampir di seluruh wilayah pedalaman Kalbar,” kata Joko.
Kasus narkoba meningkat
Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah (Polda) Kalbar Ajun Komisaris Besar Arianto menuturkan, secara kuantitatif kasus narkoba yang diungkap Polda Kalbar dua tahun terakhir meningkat.
“Polda Kalbar gencar dalam menindak peredaran narkoba. Apalagi, Indonesia darurat naarkoba,” paparnya.
Selain itu, peredaran narkoba merupakan kejahatan lintas negara. Sebagian besar peredaran narkoba di Kalbar melalui perbatasan Indonesia dengan Malaysia.