Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Curhat Tawan Si Pembuat Tangan Robot untuk Pemerintah (3)

Kompas.com - 21/01/2016, 20:00 WIB
Kontributor Denpasar, Sri Lestari

Penulis

KARANGASEM, KOMPAS.com — Stroke yang mengakibatkan tangan kirinya lumpuh tak membuat I Wayan Sumardana alias Wayan Sitawan langsung patah semangat.

Berbekal informasi dari internet dan ilmu yang diperolehnya selama bersekolah, pria yang kerap disapa Tawan ini mulai merakit tangan robot sejak empat bulan lalu agar dia bisa kembali bekerja sebagai tukang las seperti biasanya. (Baca selengkapnya: Stroke, Alasan Tawan Membuat Tangan Robot dari Barang Bekas (1)

Tujuh percobaan dilaluinya. Hingga saat ini, rakitan mekanis dengan sistem electroencephalography (EEG) yang dinilainya paling pas. Namun, alat itu masih akan dievaluasinya sampai dua bulan mendatang. Dia menuturkan bahwa banyak orang sebenarnya bisa membuat tangan robot seperti dirinya. (Baca selengkapnya: Ini Cara Kerja Tangan Robot Milik Tawan (2)


***

Dengan rakitan mekanis yang masih melekat di tangan kirinya, Tawan lalu bertutur tentang kehidupannya sehari-hari. Dia tinggal bersama istri dan ketiga anaknya di sebuah rumah sederhana di Banjar Tauman, Desa Nyuhtebel, Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem, Bali.

Bangunan rumah melekat dengan bengkel tempatnya mengais rezeki. Botol dan kaleng bekas yang akan dijual kembali berserakan.

Pria berusia 31 tahun ini menyewa tanah seluas sekitar 200 meter persegi itu dengan harga Rp 5 juta selama 17 tahun. Dia menyadari, kondisi tempat tinggalnya saat ini belum layak untuk anak-anaknya yang masih kecil.

Tawan mengaku pernah dijanjikan oleh Pemerintah Provinsi Bali bahwa rumahnya akan direnovasi. Namun, janji itu tak pernah terwujud.

Walaupun tak terlalu berharap, Tawan tetap ingin menitipkan pesan kepada Gubernur Bali Made Mangku Pastika.

"Ya mohon untuk diperhatikan saja. Dulu pernah dijanjikan rumah bedah (Program Bedah Rumah Pemprov Bali), sampai sekarang enggak dapat," kata Tawan ketika kontributor Kompas.com, Sri Lestari, berkunjung, Rabu (20/1/2016).

Dia tidak ingin berharap terlalu muluk-muluk karena sudah sempat mengurus surat miskin sebagai syarat program bedah rumah tersebut.

"Saya juga tidak terlalu mengharapkan. Gengsi enggak, ego juga enggak. Sudah biasa melarat dari dulu, biasa bekerja keras. Dari kecil, saya sudah melarat," katanya lagi.

Dia pun hanya berharap agar pemerintah, mulai dari Provinsi Bali sampai aparat desa, lebih obyektif dalam mendata orang miskin.

"Kalau bisa, Pak Gubernur dan pegawainya langsung terjun ke masyarakat. Biar tahu siapa saja yang perlu dibantu. Tidak hanya saya, masih banyak kok orang-orang kurang mampu di sini," ujarnya.

Bersambung: Tawan Si Manusia Tangan Robot Disebut "MacGyver"-nya Bali (4)


Kompas TV
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com