Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Cieunteung Ragu Bupati Baru Bisa Selesaikan Masalah Banjir

Kompas.com - 09/12/2015, 13:06 WIB
Kontributor Bandung, Dendi Ramdhani

Penulis

BANDUNG, KOMPAS.com - Beberapa bocah di Kampung Cieunteung tampak basah kuyup. Mereka terlihat asyik berenang di air banjir sambil menunggu orang tua mereka mencoblos pada pilkada Kabupaten Bandung.

Sinar matahari terasa terik menyengat pada Rabu (9/12/2015) siang. Namun beberapa bocah itu seolah tak peduli dan tetap sibuk bermain air bersama perahu kecil mereka.

Banjir merendam wilayah Kampung Cieunteung, Kelurahan Bale Endah, Kabupaten Bandung, Jawa Barat sejak Selasa (8/12/2015).

Meski kebanjiran, proses pemungutan suara tetap berjalan normal. Sekitar 900 warga Cieunteung tetap antusias mengikuti pemilu meski sebagian dari mereka harus menggunakan perahu untuk menjangkau TPS di daerah tersebut.

"Semoga pemimpin yang saya pilih bisa memberikan perubahan. Khususnya bagi korban banjir," kata Susi salah seorang warga, Rabu (9/12/2015).

Jaja, warga lain berharap, pilkada kali ini bisa menjadi jawaban atas harapan warga Cieunteung.

Menurut dia, warga menginginkan kejelasan perihal status tempat tinggal mereka yang menjadi langganan banjir.

"Ketimbang golput, warga berharap menggunakan suaranya untuk mencari perubahan. Minimal ada keputusan apakah daerah ini cocok sebagai tempat hunian atau tidak. Kalau tidak layak ada solusinya, itu harapan yang sangat didambakan warga," kata Jaja.

Namun, Jaja pesimistis harapan warga bisa terwujud. Pasalnya, perhatian pemerintah kepada korban banjir Cieunteung sangat minim.

"Tidak ada yang diharapkan oleh warga selain kejelasan. Sampai saat ini belum ada kepastian pindah atau tidak. Saat ini hanya janji belaka," ungkapnya.

Dia mengungkapkan, warga Cieunteung sudah lelah dengan bencana tahunan ini.

"Psikologis masyarakat terguncang. Saat ini warga resah jika hujan tiba. Banyak pejabat tiap tahun datang tapi tidak ada perubahan," tambah dia.

Kawasan Cieuteung memang kerap dilanda banjir. Banjir disebabkan air Sungai Cigado yang merupakan anak sungai Citarum, meluap.

"Aliran Cigado ini bermuara ke Citarum. Air meluap karena pintu air ke Citarum ditutup. Tapi kalau dibuka banjir bisa lebih parah," kata Jaja.

Saat ini ketinggian air berkisar 70-100 cm. Sejumlah warga masih memilih tak beranjak dari rumah lantaran ketinggian air masih dianggap wajar.

"Tapi kalau sudah lebih dari satu meter, baru pindah," tutupnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com