Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wisman Religi Kunjungi Riau Setiap Pekan

Kompas.com - 10/11/2015, 19:35 WIB
Jodhi Yudono

Penulis


PEKANBARU, KOMPAS.com
--Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Disparekraf) Provinsi Riau mengklaim ada sebanyak 80 orang wisatawan mancanegara dari negara di Asia Tenggara berkunjung ke Riau untuk mengikuti kajian memperdalam keyakinan agama pada setiap pekan.

"Jelang akhir pekan, kita kedatangan tamu dari negeri jiran Malaysia berkisar antara 60 sampai 80 orang untuk ikuti kajian di Pekanbaru," papar Kepala Disparekraf Riau, Fahmizal Usman di Pekanbaru, Selasa.

Fahmizal jelaskan, pengajian itu dilaksanakan di Mesjid Agung An Nur setiap akhir pekan. Masjid yang mempunyai nilai sejarah karena selesai dibangun tahun 1968, sempat menjadi kampus Fakultas Ushuluddin Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sultan Syarif Kasim Pekabaru di awal pendirian hingga tahun 1973.

Masjid di ibukota Provinsi Riau tersebut saat ini merupakan salah satu termegah di Indonesia karena dari sisi bangunan, banyak mendapat pengaruh dari gaya arsitektur Melayu, Turki, Arab dan India.

Sedangkan kajian yang diikuti turis dari Malaysia di masjid itu, sambung dia, diisi penceramah Ustadz Musthafa Umar merupakan alumni pesantren Gontor, Ponorogo, Jawa Timur tahun 1987 dan gelar sarjana muda didapat dari Universitas Al-Azhar, Mesir tahun 1994.

Setelah memperoleh gelar S1 di Tanah Air, Musthafa Umar melanjutkan pendidikan S2 ke Universitas Islam Antar Bangsa, Malaysia tahun 2000 dan gelar doktoral diperoleh dari jurusan Al-Quran dan Hadits di Universitas Malaya, Malaysia pada tahun 2009.

"Jadi mereka (turis religi) mendarat di Pekanbaru setiap Jumat, lalu pada Jumat malam dan Sabtu malam mereka ikuti kajian Islam dengan nara sumber Musthafa Umar. Baru hari Ahad, mereka kembali ke tanah air di Malaysia," rincinya.

Ia mengatakan, hal tersebut merupakan bisnis baru bagi perusahaan biro perjalanan untuk memperkenalkan wilayah di Riau dengan tidak hanya terkosentrasi di "Kota Bertuah", julukan bagi Pekanbaru.

"Soalnya mereka kejar ke Pekanbaru. Ini harus dimanfaatkan oleh perusahaan biro perjalan dalam menjual paket wisata religi tidak hanya di Pekanbaru seperti Istana Kerajaan Siak Sri Indrapura di Siak yang memiliki nuansa Islami," ucap dia,

"Kita tingal mengarahkan saja, karena mereka sudah mau datang ke Riau," katanya lagi.

Bupati Siak Syamsuar pertengahan tahun ini mengakui, pengembangan wisata religi di daerah itu terus disosialisasikan dengan baik hingga Imam Masjid Madinah Abdul Rahman berserta keluarga dan dosen dari Umul Qura, Makkah.

Kedatangan orang dari negara Arab Saudi tersebut, selain menyambangi destinasi wisata religi di Sumatera juga sambil berdakwah. "Selama ini mereka tahu Jakarta dan Lombok. Tapi kali ini mereka millih daerah Siak," kata bupati.

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparkeraf) telah menetapkan, Riau merupakan salah satu diantara 13 provinsi yang sudah siap mengembangkan wisata syariah yakni Nusa Tenggara Barat, Nangroe Aceh Darussalam, Sumatera Barat, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, dan Bali.

Kasubdit Korporasi Direktorat MICE dan Minat Khusus Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Taufik Nurhidayat mengatakan, wisata syariah lebih memberikan ketenangan kepada wisatawan muslim maupun nonmuslim karena lebih aman dan nyaman terutama bagi mereka yang membawa keluarga.

"Mereka tidak merasa terganggu oleh wisatawan lain yang sedang minum-minum misalnya. Maka dari itu, kita imbau pada pemerintah daerah yang memiliki budaya dan tempat untuk mendukung hal tersebut," ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com