Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Puluhan Siswa SDN 6 Pegasing Setahun Belajar di Lantai

Kompas.com - 22/10/2015, 09:43 WIB
Kontributor Takengon, Iwan Bahagia

Penulis

TAKENGON, KOMPAS.com — Sudah hampir setahun puluhan siswa SD Negeri 6 Pegasing, Kecamatan Pegasing, Kabupaten Aceh Tengah, Aceh, harus duduk di lantai saat belajar di sekolah.

Banyak wali murid yang menyayangkan kondisi tersebut karena hal itu dianggap tidak layak, apalagi pada zaman yang semakin berkembang ini.

"Kami selaku aparat pemerintahan kampung, juga mewakili masyarakat desa, memohon kepada pemerintah daerah agar dapat memajukan sekolah itu, soalnya itu SD inti," kata Puasa, Rabu (21/10/2015) kemarin.

Puasa adalah Reje atau Kepala Kampung Wih Jernih, Kecamatan Pegasing, Aceh Tengah.

Siswa yang masih belajar di lantai beralaskan tikar adalah siswa kelas 5 dengan jumlah siswa 32 orang dan kelas 6 dengan jumlah siswa 35 orang.

Saat ditemui di kediamannya, Puasa menjelaskan, siswa yang bersekolah di SD itu berasal dari tiga kampung di Kecamatan Pegasing, yakni Wih Ilang, Wih Terjun, dan Wih Jernih.

Bukan hanya masalah meja dan bangku belajar saja, sekolah yang berjarak sekitar 25 kilometer dari pusat kota tersebut hingga saat ini masih kekurangan guru PNS.

"Kami telah membicarakan persoalan guru dan permasalahan sekolah bersama dinas terkait karena guru PNS di SD itu hanya tiga orang," kata dia.

"Kebanyakan guru honor dan itu pun jarang masuk sehingga taraf belajar anak-anak sekolah menjadi terganggu," ungkap Puasa yang akrab disapa Zeki itu.

Zeki juga menyebut, para wali murid telah menyampaikan inisiatif untuk membantu sekolah itu untuk membuat kursi sendiri. Namun, ide itu tidak diterima pihak sekolah.

Pengelola sekolah khawatir ide orangtua murid tersebut akan mengganggu turunnya bantuan dari pemerintah daerah setempat.  

Sementara itu, ditemui di ruang kerjanya, Sali, Kepala SDN 6 Wih Ilang Pegasing mengatakan, kursi dan meja belajar siswa kelas 5 dan 6 telah rusak parah.

Dia mengatakan, saat ini pihak sekolah berupaya menata kembali fasilitas sekolah yang masih layak agar dapat digunakan oleh siswa kelas I pada tahun ajaran baru.

"Pernah ada rapat bersama Bina Program Dinas Pendidikan Provinsi Aceh dan kami diperintahkan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Aceh Tengah supaya memotret kondisi sekolah," kata dia.

"Telah kita lakukan serta kita serahkan kepada dinas, kita diminta menunggu. Tetapi, hingga saat ini belum ada kejelasan," kata Sali.

Terkait dengan persoalan guru, sebut Sali, tenaga pengajar dengan status PNS di sekolah itu beberapa tahun lalu sebenarnya mencukupi.

Namun, Sali tidak begitu paham kenapa kemudian satu per satu dari mereka dimutasi, sementara dia tidak pernah menandatangani surat izin permohonan pindah mengajar.

Saat ini, hanya tersisa dua orang guru PNS. "Sementara dua guru lain merupakan guru yang baru dimutasi dari daerah lain," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com