Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Orangutan Semakin Terancam

Kompas.com - 26/09/2015, 16:30 WIB
TENGGARONG, KOMPAS — Kebakaran lahan di areal Pusat Reintroduksi Orangutan Samboja Lestari milik Yayasan Borneo Orangutan Survival, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, sejak Rabu (23/9/2015) hingga Jumat (25/9/2015), belum padam. Titik-titik api masih bermunculan, kebakaran pun meluas.

Jika pada Kamis (24/9/2015) paling tidak 100 hektar lahan terbakar, maka hingga Jumat sore diperkirakan meluas hingga 200 hektar. Titik api juga teramati muncul pada lokasi yang pada hari Kamis sudah dipadamkan.

Lahan yang terbakar meliputi semak-semak dan lahan tanaman keras, seperti meranti, mahoni, ulin, gaharu, dan nangka, yang berumur lebih dari 10 tahun. Kemarin, api mulai terpantau mendekati kandang orangutan, hanya berjarak sekitar 1 kilometer.

"Asap sudah menuju kandang dan tempat orangutan. Hewan- hewan ini sudah menghirup asap, tetapi untunglah belum pekat. Seluruh orangutan dan beruang madu sudah diperiksa. Untuk sementara ini, aman," ujar Agus Irwanto, dokter hewan di Samboja Lestari, Jumat.

Ada 209 orangutan dan 46 beruang madu yang ditempatkan di Samboja Lestari. Belum ada satwa yang terlihat mengalami dampak asap, seperti infeksi saluran pernapasan akut. Namun, mengingat api bisa membesar, kata Agus, pihaknya memikirkan kemungkinan mengevakuasi satwa ke sejumlah lokasi.

Berdasarkan pantauan Kompas, pemadaman dilakukan tim gabungan antara lain dari Samboja Lestari, TNI Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara, dan pramuka. Api dilokalisasi agar tidak meluas. Sejumlah lokasi yang masih berasap disiram air.

Suwardi, communication officer di Samboja Lestari, mengatakan, orangutan yang masih berumur 3-7 tahun paling rentan terdampak asap. "Orangutan ini, kan, mirip manusia," katanya.

Yayasan penyelamatan orangutan Borneo atau Yayasan BOS merupakan organisasi nirlaba yang menggarap konservasi orangutan Borneo dan habitatnya. Di area Samboja Lestari, yayasan tersebut menempati lahan seluas 1.842 hektar.

Kemarin, Pemkab Kutai Kartanegara menetapkan status tanggap darurat kekeringan. "Dari 18 kecamatan yang ada, seluruhnya menyatakan daerahnya dalam kondisi darurat kekeringan," ujar Kepala Bagian Humas Pemkab Kutai Kartanegara Dafip Haryanto.

Komandan Kodim 0906 Tenggarong Letkol Ari P Sakti mengatakan, TNI mendukung setiap langkah yang mempercepat pemadaman dan penanganan kekeringan. Kemarin, Ari memimpin prajurit TNI memadamkan api di lokasi Samboja Lestari.

Libur diperpanjang

Kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan masih pekat di Sumatera Selatan. Seluruh sekolah di Kota Palembang dan sebagian daerah lain di Sumsel diliburkan pada Jumat dan Sabtu (26/9) karena kualitas udara berada di level berbahaya. Para siswa akan masuk sekolah lagi pada hari Senin (28/9). Libur sekolah akibat kabut asap ini merupakan kali kedua. Libur pertama pada 10 September lalu.

Indeks standar pencemaran udara (ISPU) PM10 Kota Palembang menunjukkan udara mencapai kondisi berbahaya sejak Rabu (23/9) malam. Kamis pagi, pencemaran udara PM10 mencapai 1.098 mikrogram per meter kubik atau tiga kali lipat lebih di atas ambang bahaya, yaitu 350 mikrogram per meter kubik.

Jumat, kondisi udara Palembang masih dalam status berbahaya. Pada sore hari sedikit membaik, tetapi masih dalam status sangat tidak sehat. Kabut asap yang menyelimuti Palembang hampir 24 jam sehari dalam dua hari ini mengandung partikel mirip abu sisa pembakaran.

Kebakaran hutan dan lahan di Sumsel meningkat dalam sepekan ini. Jumat pagi, jumlah titik panas yang terpantau Satelit Terra/Aqua Modis di Sumatera mencapai 1.799. Sebagian besar atau sekitar 88 persen di antaranya di Sumsel dengan jumlah titik panas 1.582.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com