Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siswa SMP Buta Usai Dioperasi Usus, RSUD Didesak Beri Penjelasan

Kompas.com - 20/09/2015, 10:37 WIB
Kontributor Kupang, Sigiranus Marutho Bere

Penulis

KEFAMENANU, KOMPAS.com — Pelajar SMP Negeri Oe Ana, Yakobus Kolo (14), mengalami buta serta pembengkakan jantung dan paru-paru seusai menjalani operasi usus buntu di Rumah Sakit Umum Daerah Kefamenanu. Anggota DPRD Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Nusa Tenggara Timur (NTT), Yosafat Haekase, mendesak pihak RSUD Kefamenanu memberikan penjelasan transparan perihal peristiwa itu.

Menurut Yosafat, penjelasan dari pihak RSUD menjadi penting karena sampai saat ini keluarga masih bingung kenapa hal tersebut bisa sampai terjadi. (Baca juga: Usai Operasi Usus, Pelajar SMP ini Malah Buta dan Jantung Bengkak)

“Pada hari Selasa (15/9/2015) saya bersama beberapa anggota DPRD lainnya turun pantau dan melihat langsung kondisi RSUD Kefamenanu. Kakak kandung Yakobus, Delviana Kolo, kemudian mendekati saya menyampaikan kepada saya bahwa mata Yakobus buta setelah dioperasi. Saya lalu menanyakan kepada kepala ruangan, tapi tidak dijelaskan sehingga saya pun sampaikan hal ini kepada angggota DPRD lainnya dan wartawan,” ujar Yosafat, Sabtu (19/9/2015).

Setelah itu, lanjut Yosafat, dirinya dan beberapa orang anggota DPRD berusaha untuk menemui Direktur RSUD Kefamenanu Wayan Niarta, tetapi tak tidak berhasil ditemui. Beberapa hari kemudian, dia bertemu salah seorang dokter senior RSUD Kefamenanu dengan maksud untuk meminta penjelasan, tetapi tetap saja tidak ada klarifikasi.

“Saat bertemu salah seorang dokter, saya sempat tanya, tapi dokter tersebut mengaku bukan dia yang operasi. Menurut dokter itu bahwa untuk prosedur operasi pasien sebelum operasi, kondisi pasien haruslah benar-benar prima,” ucapnya.

“Sampai saat ini belum ada penjelasan resmi dari rumah sakit maupun dari dokter, kenapa sampai mata Yakobus menjadi buta setelah selesai dioperasi. Dokter harus menjelaskan secara transparan bahwa apa yang sebenarnya terjadi terhadap anak itu, termasuk riwayat penyakit anak itu sebelum dioperasi itu seperti apa,” ujarnya.

Apalagi, kata Yosafat, saat bertemu dengan Zakarias Kolo yang merupakan ayah kandung Yakobus Kolo, dia mengaku sudah mengeluarkan banyak uang untuk membeli obat saat proses operasi maupun penyembuhan. ”Kasihan orangtua pasien ini yang berprofesi sebagai petani lahan kering yang penghasilannya pas-pasan,” kata Yosafat.

Hingga Minggu (20/9/2015) pagi, pihak rumah sakit belum merespons klarifikasi yang ditanyakan Kompas.com. Direktur RSUD Kefamenanu Wayan Niarta tidak merespons pertanyaan wartawan melalui pesan singkat. Begitu juga ketika ditelepon, ponselnya sedang tidak aktif.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com