"Perkiraan heli jenis Bolcow berkisar kurang lebih Rp 30-50 juta, Heli Kamov untuk water bombing Rp 100-150 juta dan Cassa yang digunakan untuk menyebai garam hujan buatan juga kurang lebih sama dengan Heli Kamov," ujar Nyarong, Kamis (3/9/2015) kemarin.
Biaya tersebut saat ini masih menggunakan anggaran dari APBN yang ditujukan untuk penanganan bencana kabut asap, akibat kebakaran hutan dan lahan di Kalimantan Barat.
Senada dengan Nyarong, Komandan Siaga Darurat Kabut Asap Kalbar, Christiandy Sanjaya mengungkapkan hal yang sama. Saat ini Pemerintah Provinsi Kalbar sudah membentuk tim untuk menangani bencana kabut asap yang melanda sejumlah wilayah.
Semua anggaran pun saat ini masih didukung dana dari Pemerintah Pusat. "Sementara ini kita masih didukung dana dari APBN, karena biaya untuk melakukan water bombing ini mahal sekali. Namun tentu ke depannya juga akan ada pendampingan dana dari APBD sejauh memenuhi persyaratan akuntabilitas," ujar Christiandy, yang juga merupakan Wakil Gubernur Kalbar.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengerahkan satu unit helikopter jenis Kamov KA 32A11BC untuk melakukan pemadaman kebakaran hutan dan lahan dengan water bombing di wilayah Kalimantan Barat.
Heli buatan rusia tersebut bisa beroperasi selama 2,5 - 3,5 jam dalam satu kali penerbangan. Dalam satu kali penerbangan, untuk jarak 75 nautical mile, helikopter ini menghabiskan bahan bakar sebanyak 2.000-2.300 liter. Dalam satu hari, helikopter ini bisa melakukan hingga dua kali penerbangan. Rencananya operasi water bombing ini akan berlangsung hingga 30 November 2015.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.