Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

”Kalau Mau Berlagak seperti Preman Ya di Pasar, Bukan di Rapat DPRD"

Kompas.com - 31/08/2015, 19:19 WIB
Kontributor Ambon, Rahmat Rahman Patty

Penulis

AMBON, KOMPAS.com - Sejumlah warga Kota Ambon memberikan tanggapan atas kegaduhan yang terjadi di ruang paripurna kantor DPRD Maluku saat rapat panitia khusus (Pansus) yang membahas sejumlah masalah di Bank Maluku, Senin (31/8/2015) (baca juga: Bercelana Pendek, Wakil Ketua DPRD Mengamuk di Tengah Rapat Pansus).

“Saya tidak mau menilai siapa yang salah dan siapa yang benar tapi jujur seharusnya anggota DPRD tidak perlu sampai mengamuk dan maki-maki, itu sangat tidak etis sekali,” ungkap Fahri Rasyid, salah satu warga Ambon, Senin petang.

Fahri mengatakan, apa yang dipertontonkan dalam rapat tersebut mencoreng citra DPRD Maluku sebagai lembaga perwakilan rakyat. Apalagi, lanjutnya, salah seorang wakil rakyat yang mengamuk hanya datang dengan mengenakan celana pendek dan sandal jepit.

“Bagaimana kalau itu diketahui masyarakat luas. Tadi kan pasti banyak wartawan yang meliput, apa penilaian masyarakat nanti, ini memalukan,” tandasnya.

Frangky, warga lainnya, menilai bahwa kegaduhan yang terjadi di Kantor DPRD tersebut sangat tidak mendidik masyarakat. Apalagi itu dilakukan sendiri oleh pejabat publik yang sangat dihormati.

“Anggota dewan itu selalu disebut terhormat kalau mereka sudah lakukan hal seperti itu apa yang harus dihormati dari mereka,” ujar dia.

Frangky menilai, masyarakat tidak mengetahui apa yang dilakukan saat rapat tersebut, namun masyarakat akan menilai insiden memalukan yang terjadi.

”Semua orang bicara soal kejadian itu, masa ada rapat resmi ada angota DPRD yang datang mengamuk pakai celana pendek, ini tak tahu etika atau bagaimana,” katanya sambil tertawa.

Dia mengatakan, sebaiknya selaku wakil rakyat harus memberikan contoh dan teladan yang baik kepada masyarakat dan bukan sebaliknya.

”Kalau mau berlagak seperti preman sebaiknya di pasar, bukan dalam kondisi (rapat DPRD) seperti itu. Saya juga menilai itu tidak pantas,” kata Mely, seorang mahasiswa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com