Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Maluku Saleh Thio di Kantor Gubernur Maluku mengatakan, belum dibangunnya gedung sekolah SMA yang hancur itu lantaran belum adanya lahan untuk membangun sekolah itu.
“Kami masih menunggu kejelasan lahan. Kalau lahannya sudah jelas pasti akan segera dibangun,” ujarnya, Kamis (27/8/2015).
Hingga saat ini, ratusan siswa SMA di Desa Negeri Lima itu masih numpang belajar di gedung sekolah SMP yang tidak terkena musibah di desa itu. Selain siswa SMA, ratusan siswa tiga sekolah SD yang sekolah hancur juga masih bersekolah di tenda-tenda darurat di desa itu.
Menurut Saleh, untuk memastikan tersedianya lahan pembangunan sekolah itu, pihaknya terus berkoordinasi dengan Pemda Kabupaten Maluku Tengah. Dia mengaku pembangunan sekolah itu sangat penting dan menjadi hak dasar bagi para siswa di desa itu, namun selama pembebasan lahan belum dilakukan maka sekolah tidak mungkin akan dibangun.
“Soal lahan ini juga belum dapat kepastian. Syaratnya untuk bangun sekolah itu khan harus ada kejelasan lahan dan harus memiliki sertifikat. Kejelasannya kita masih menunggu pembebasan lahan dari kabupaten,” ungkapnya.
Dia mengaku sejak sekolah itu hancur lebih dari dua tahun lalu, pihaknya bersama Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan terus berupaya untuk membangun sekolah tersebut. Sayangnya pembangunan terkendala akibat tidak adanya lahan yang tersedia.
“Kami melihat masalah ini sangat penting. Kalau hari ini kami mau bangun dengan kondisi lahan bermasalah itu tidak mungkin, makanya kami harus pastikan dulu lahannya,” ujarnya.
“Kami bukannya tidak peduli, sejak bencana itu terjadi kami dan kementerian terus berpikir untuk pembangunan sekolah yang hancur itu tapi memang masalahnya lahan itu tadi,” tambahnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.