Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korban Longsor Pangalengan Minta PT Star Energy Tanggung Jawab

Kompas.com - 06/05/2015, 13:18 WIB
Kontributor Bandung, Reni Susanti

Penulis

BANDUNG, KOMPAS.com - Korban longsor yang duduga dipicu ledakan pipa gas panas bumi meminta pemilik pipa, PT Star Energy bertanggungjawab. Pasalnya, perusahaan pernah mencegah warga untuk mengungsi meskipun retakan tanah semakin memanjang.

"Sejak pekan lalu warga sudah mau mengungsi. Tapi selalu dihalang-halangi perusahaan karena katanya kondisi tanah masih kuat menahan pipa," ujar Ketua RW 15 Kampung Cibitung, Refi, Rabu (6/5/2015).

Perusahaan yang bergerak di energi panas bumi tersebut dituntut harus mengganti kerugian perbaikan rumah dan relokasi ke tempat yang lebih aman. Sebab kejadian ini menimbulkan korban jiwa, tempat tinggal, serta mata pencarian.

Refi menceritakan, saat longsor menghantam kampungnya. Saat itu, ia tengah mengontrol warganya. Lalu tiba-tiba terdengar suara ledakan disusul semburan tanah beserta material bebatuan yang bertebaran.

"Tangan kanan saya kena material tanah dan bebatuan, tapi untungnya bisa menyelamatkan diri," tutur dia.

Tak lama berselang, semburan gas panas keluar dahsyat sekitar satu jam. Akibatnya, beberapa orang mengalami luka bakar. Ia mengaku kecewa, karena perusahaan telat menutup aliran gas panas tersebut.

Refi menilai, perusahaan lalai terhadap ancaman tersebut. Padahal, Sabtu lalu ia dan sejumlah instansi terkait melakukan pertemuan, meminta relokasi seiring dengan retakan tanah. Namun perusahaa bersikukuh aliran pipa tersebut aman.

Diberitakan sebelumnya, pipa panas bumi milik Star Energy di Desa Margamukti, Kecamatan Pangalengan, meledak akibat pergerakan tanah, kemarin sekitar pukul 14.40 WIB. Ledakan tersebut memicu longsoran tanah yang menimbun rumah penduduk dan warga.

Akibat kejadian ini empat orang dinyatakan tewas, yakni Iran Sobarna (55), Nayla (1), Ma Oja (60), dan Pardi (70). Empat orang mengalami luka berat dan tengah dirawat di RSUD Al Ihsan Baleendah. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com