Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 15/04/2015, 19:45 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir

Penulis


UNGARAN, KOMPAS.com — Sebanyak 587 orang di Kabupaten Semarang mengikuti Ujian Nasional Pendidikan Kesetaraan (UNPK) Paket C yang digelar di SMPN 3 Ungaran. Mereka berasal dari 23 PKBM yang tersebar di 19 kecamatan.

Ada sejumlah alasan yang melatarbelakangi ratusan orang dari berbagai latar belakang itu mengikuti ujian untuk mendapatkan ijazah setara SMA.

Salah satu peserta, Lina Susanti (25), mengatakan, keikutsertaannya pada UNPK Paket C ini lantaran dirinya ingin mengubah nasib. Dengan mengantongi ijazah SMA, dia berharap bisa mendapatkan pekerjaan yang lebih baik.

"Mudah-mudahan nanti setelah dapat ijazah SMA, saya bisa memperoleh pekerjaan lain dari sekadar pelayan toko," kata Lina, Rabu (15/4/2015) siang.  

Lina sebenarnya punya impian mengenyam bangku pendidikan SMA. Namun, karena keluarganya tidak mampu membiayai, terpaksa dia putus sekolah. Dia harus membantu ekonomi keluarganya dengan menjadi pelayan toko di Salatiga.

Beruntung, dia punya majikan yang mau memberikan kesempatan kepada karyawannya untuk menempuh pendidikan Paket C hingga mengikuti ujian persamaan.

"Saya diberi dispensasi untuk mengikuti ujian Paket C," ujarnya.

Sebagai pelayan toko, dia tidak punya waktu yang cukup untuk belajar. Untuk menyiasatinya, dia telah mempersiapkan materi yang diujikan bersama-sama dengan sejumlah peserta lain asal Getasan di PKBM Paket C Sudirman.

"Ya mudah-mudahan nilainya tidak mengecewakan," ujarnya.

Tidak semua karyawan atau buruh seberuntung Lina. Kabid SMA/SMK Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Semarang M Taufiqurrahman mengatakan, hingga hari ketiga pelaksanaan UNPK Paket C, tingkat kehadiran para peserta mencapai 90 persen. Mereka yang tidak datang biasanya tidak mendapatkan izin dari tempat kerjanya.  

"Persoalan yang dihadapi peserta ini rata-rata masalah perizinan dari tempat kerja," kata Taufiq.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di 'Rumah' yang Sama...

Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di "Rumah" yang Sama...

Regional
Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com