Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gara-gara "Ngerumpi" soal Calon Bupati, Tukang Jahit Dilaporkan ke Polisi

Kompas.com - 25/03/2015, 14:22 WIB
Kontributor Nunukan, Sukoco

Penulis


NUNUKAN, KOMPAS.com
 — Basri yang berprofesi sebagai penjahit di Pasar Inhutani Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, berurusan dengan polisi gara-gara membicarakan bakal calon bupati Nunukan sebagai pembohong dan banyak utang.

Kasus tersebut bermula dari perbincangan Basri dengan H Nurdin, penjual ayam di Pasar Lapter. Awalnya, keduanya hanya berbincang tentang figur bakal calon Bupati Nunukan yang akan maju dalam Pilkada Nunukan, Desember mendatang. Dalam obrolan itu, Basri mengaku pernah bertetangga dengan Mashur, salah satu bakal calon bupati, saat tinggal di Jakarta.

”Dia mengatakan pernah 10 tahun bertetangga dengan Mashur. Dia mengatakan, Mashur itu pembohong karena rumah di Jakarta bukan rumahnya sendiri. Katanya, Si Mashur juga banyak utang,” ujar Nurdin, Rabu (25/3/2015).

Namun, Basri tak tahu. Rupanya, Nurdin masih memiliki ikatan kekerabatan dengan figur bakal calon bupati yang dibicarakan. Terlebih lagi, istri Nurdin yang mendengar pembicaraan di antara mereka merupakan adik dari salah satu anggota tim sukses Mashur.

Nurdin kemudian mendesak kebenaran informasi yang disampaikan oleh Basri. Namun, Basri rupanya tidak bisa membuktikan omongan yang mereka bicarakan.

”Istri saya yang menelepon kakaknya, yang merupakan salah satu (anggota) timses dari Mashur,” tambah Nurdin.

Rustam, anggota tim sukses dari Mashur di bidang keamanan, mengaku akan meneruskan permasalahan tuduhan yang ditujukan kepada Mashur tersebut kepada pihak kepolisian. Menurut dia, opini yang dikembangkan Basri tersebut tidak bisa dibuktikan dan merugikan bagi Mashur selaku bakal calon bupati yang akan maju dalam pilkada.

”Karena kami dicemarkan namanya, kami akan laporkan ke polisi hari ini juga,” ungkap Rustam.

Rustam mengaku bahwa Mashur akan membayar 10 kali lipat kepada warga yang bisa membuktikan bahwa dirinya punya utang. Rencana untuk melaporkan Basri kepada polisi itu, lanjutnya, adalah bentuk pembuktian kepada masyarakat sekaligus peringatan agar kasus serupa tidak terjadi lagi.

”Otomatis hal itu merugikan kami. Beliau tidak menerima hal seperti ini. Bagusnya, lapor polisi supaya bisa dibuktikan. Kalau didapat, akan dibayar 10 kali lipat,” ucapnya.

Basri sendiri sempat meminta maaf dan meminta kepada tim sukses Mashur agar kasus tersebut tidak dilaporkan ke polisi. Namun, Rustam mengaku akan tetap meneruskan kasus tersebut kepada pihak kepolisian.

”Dia mengaku saja cerita begitu berdasarkan kabar orang. Dia merengek supaya tidak dilaporkan, tetapi beliau (Mashur) tidak terima,” tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com