Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tangani Prostitusi, Bupati Semarang Diminta Tiru Cara Risma

Kompas.com - 24/03/2015, 13:04 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir

Penulis


AMBARAWA, KOMPAS.com
- Warga Bandungan dan kalangan ulama di Bandungan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, mendesak Bupati Semarang Mundjirin bertindak seperti Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini untuk menertibkan praktik prostitusi di Bandungan.

Warga dan para ulama mengaku gerah dengan praktik prostitusi di kawasan itu, apalagi mulai marak kos-kosan di perkampungan yang menampung pekerja seks komersil (PSK) dan pemandu karaoke (PK).

Kondisi itu di perparah dengan beralih fungsinya hotel menjadi kos-kosan PSK dan PK yang melakukan seks bebas karena hidup bersama para "Tukiman", sebutan pacar bagi para PSK dan PK tanpa ikatan pernikahan.

“Jadi tidak hanya sekedar menertibkan, tetapi seperti Bu Risma itu yang menutup kawasan Dolly,” kata Pengasuh Ponpes, Al Falah, Desa Jetis, Kecamatan Bandungan, KH. Syamsudin Zuhri, Selasa (24/3/2015) siang.

Menurut Kyai Zuhri, permasalahan Bandungan sudah pernah dibahas oleh para tokoh masyarakat, alim ulama dan ormas Islam dalam sebuah pertemuan.

"Hasilnya kami mendesak agar Bupati melakukan penertiban. Sebab kondisi saat ini sudah sangat meresahkan dan mengkhawatirkan merusak moral masyarakat. Selain itu sudah ada masyarakat yang terkena penyakit-penyakit,” kata Zuhri.

Sementara itu, Anggota DPRD Kabupaten Semarang, Said Riswanto, yang juga warga Bandungan mengatakan, kondisi Bandungan yang semakin semrawut bakal mempengaruhi mental masyarakatnya jika terus dibiarkan. Dirinya mendorong agar tidak hanya pemerintah saja yang bergerak, melainkan masyarakat juga ikut peduli terhadap lingkungannya.     

"PSK di kabupaten Semarang itu sebenarnya dilarang dan telah diatur dalam Perda. Jadi mohon masyarakat juga ikut berperan dalam menegakan Perda itu. Jangan sampai ikut-ikutan menampung orang yang jelas-jelas sebagai PSK,” kata Said.

Sebelumnya dikabarkan, dua belas (bukan sebelas) hotel di Bandungan, Kabupaten Semarang, ditengarai beralih fungsi menjadi kos-kosan para perempuan pekerja seks komersial (PSK). Sebagian besar hotel yang beralih fungsi menjadi kos-kosan PSK tersebut adalah hotel-hotel kelas melati.

Aktivis HIV/AIDS Jawa Tengah, Andreas Bambang Santoso mengatakan, hotel yang dicurigai sebagai kos-kosan itu adalah Hotel Htm, Tbn, Nml, Pt, SI, Ad, Pr, Bsk, DR, Agr, Mtr dan Snt. Selain itu, sejumlah perempuan pekerja seks komersial (PSK) di Bandungan, yang indekos di beberapa hotel kelas melati biasanya hidup dengan laki-laki yang menjadi pelindungnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com