Koordinator aksi, Johan Naihati, kepada Kompas.com, Senin (23/3/2015), mengatakan, aksi pengumpulan koin itu dilakukan sebagai rasa kepedulian dan prihatin terhadap dua korban Martinus Elu dan Roby Kenjam , yang saat ini tidak punya uang untuk membeli obat-obatan dan makanan.
“Dua korban sekarang masih dirawat secara intensif di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kefamenanu, akibat cedera berat di bagian kepala. Mereka kekurangan finansial sehingga sudah dua hari ini, mereka tidak bisa beli obat di apotek luar, karena memang obat di rumah sakit tidak tersedia. Jangankan beli obat, untuk makan saja mereka susah, karena itu hari ini kami gelar aksi kumpulkan koin untuk dua korban ini,” jelas Johan.
Menurut Johan, aksi penggalangan koin juga digelar di DPRD TTU. Di gedung wakil rakyat itu, mahasiswa sempat melakukan dialog dengan sejumlah anggota DPRD TTU. Salah satu anggota Filyana Tahu menyatakan bahwa Bupati TTU Raymundus Sau Fernandes sudah mengambil alih semua pembiayaan obat untuk dua korban itu. Namun setelah dicek ternyata bantuan tersebut belum ada.
“Tadi setelah kami antar koin hasil pengumpulan sebesar Rp 410.000, kepada dua korban itu, kami sempat tanya kepada pihak keluarga korban, mereka mengaku belum mendapat bantuan dari pihak manapun,” kata Johan.
Diberitakan sebelumnya, dua tukang ojek, Martinus Elu dan Roby Kenjam, menjadi korban penganiayaan anggota Kepolisian Resor Timor Tengah Utara (TTU). Hingga kini, keduanya masih menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Umum (RSU) Kefamenanu. Keduanya mengalami cedera serius di bagian kepala. [Baca juga: Dipukuli Polisi, Kepala Tukang Ojek Retak]
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.