Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Malaysia Deportasi Warganya Sendiri ke Indonesia?

Kompas.com - 20/03/2015, 12:50 WIB
Kontributor Nunukan, Sukoco

Penulis

NUNUKAN, KOMPAS.com — Andi Simiadi bin Muhammad (61) mengaku sebagai warga negara Malaysia yang dideportasi pemerintahnya sendiri ke Indonesia melalui Pelabuhan Tunon Taka, Nunukan, Kalimantan Utara, Kamis (19/3/2015) kemarin.

Andi mengaku ditangkap oleh Polis Malaysia di bandara. Ketika itu dia akan terbang ke Kuala Lumpur untuk mengunjungi keluarganya. Saat ditangkap, IC (KTP Malaysia) yang dimilikinya dirampas oleh Polis Malaysia.

“Bapak saya lahir di sana, saya lahir di sana, cucu saya lahir di sana,” ujar Andi, di Nunukan, Jumat (20/3/2015).

Di Nunukan, Andi menolak ditampung oleh BP3TKI. Kakek yang mengaku memiliki dua anak dan tujuh cucu ini lebih memilih menginap di masjid-masjid di Nunukan.

Dia lalu mengancam akan mendatangi Menteri Luar Negeri Malaysia untuk menyampaikan protes atas kasus yang dialaminya. Dia pun akan kembali ke Malaysia untuk menyampaikan protesnya itu. Namun, karena terdaftar sebagai asal Indonesia, maka Andi harus mengurus paspor lawatan terlebih dulu.

“Saya mau pegi sana (Malaysia), saya mau jumpa itu Menteri Luar Negeri, kalau kamu kasih keluar saya daripada warga negara Malaysia, tolong bikin pengesahan kop keluar, di sini ada Pemerintah Indonesia. Bila sudah disahkan Pemerintah Indonesia di Jakarta, saya bisa jadi warga negara Indonesia,” imbuh dia.

Menanggapi hal ini, Ketua BP3TKI Nunukan Edj Sujarwo, yang saat dihubungi sedang berada di Jakarta, mengaku belum mengetahui keberadaan Andi Simiadi. Namun, terkait mudahnya Malaysia mendeportasi seseorang ke Indonesia via Nunukan, Edy memastikan bahwa mereka yang dideportasi sudah diperiksa.

Konsulat Indonesia di Tawau yang melakukan pemeriksaan itu. Edy pun berjanji akan melakukan pemeriksaan terhadap keberadaan Andi Simiadi. "Tunggu, saya cari jawabannya,” ujar Edy.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com