Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Relokasi Warga Gunung Kelir Tunggu Hasil Mitigasi Dinas ESDM

Kompas.com - 17/03/2015, 19:20 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir

Penulis


AMBARAWA, KOMPAS.com - Kajian mitigasi Dinas Energi Sumber Daya Miniral (ESDM) Pemprov Jateng terhadap Gunung Kelir, Banyubiru, Kabupaten Semarang akan menjadi acuan BPBD dalam mengambil tindakan terhadap warga desa Wirogomo. Tim BPBD dan ESDM, pada Kamis lalu melakukan peninjauan lapangan pasca longsor Gunung Kelir, yang menimpa gedung SMPN 3 Banyubiru.

Akibat kejadian itu, ratusan siswa terpaksa mengosongkan sekolah dan mengungsi ke SDN 2 Wirogomo. Setelah kejadian itu muncul kekhawatiran akan terjdinya longsor susulan yang lebih besar dan tak terduga.

"Informasi dari warga, selama empat hari sebelum longsor tidak turun hujan (dilokasi). Itulah yang membuat warga heran dan was-was," kata Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik BPBD Joner Hutajulu, Selasa (17/3/2015) siang.

Sejumlah warga yang penasaran dengan fenomena tersebut sudah mengecak ke titik longsor diatas bukit. Setelah sampai di puncak bukit dengan ketinggian 300 meter itu warga menemukan sejumlah titik rekahan baru.

"Kita berharap dalam waktu dekat ESDM sudah mengeluarkan rekomendasi untuk disampaikan ke masyarakat. Sehingga statusnya tidak menggantung," ujarnya.

Menurut dia, informasi dari ESDM menyebutkan bahwa bebatuan di Gunung Kelir tergolong bebatuan kuat dan tanahnya tidak labil. Sementara itu, hasil pengamatan BPBD juga menunjukkan vegetasi di bukit Gunung kelir masih terjaga dengan baik. Hal itu menilik dari kondisi bukit Gunung Kelir dengan sudut kemiringan hingga 80 dampai 90 derajat, batuan gunung kelir dinilai kompak karena selama ini tidak pernah longsor.

Tim ESDM menyimpan pertanyaan besar mengenai fenomena ini.

"Perlu kajian yang lebih teliti lagi, kata ESDM. Supaya informasi yang disampaikan tidak meresahkan. Atau ungkapkan (hasilnya) apa adanya," imbuhnya.

Secara terpisah, Camat Banyubiru Suratno mengaku hasil penelitian yang dilakukan ESDM Pemprov Jateng nantinya akan menjadi kunci untuk memutuskan apakah perlu segera merelokasi warga atau tidak. Sebab relokasi warga membutuhkan biaya yang cukup besar, sementara secara psikologis masyarakat sudah trauma namun ada perasaan enggan untuk pindah meninggalkan dusun.

"Mitigasinya seperti apa kita harapkan pekan ini sudah keluar. Apakah termasuk zona merah atau tidak. Jika hasilnya disampaikan dengan jelas ke masyarakat, maka penanganannya akan mudah," kata Suratno.    

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, seluruh kegiatan belajar mengajar (KBM) SMPN 3 Banyubiru, Senin kemarin dialihkan ke SDN 2 Wirogomo. Karena kelasnya bergantian, KBM sebanyak 166 siswa SMPN 3 Banyubiru dimulai pukul 12.00 hingga pukul 15.30. Longsor pada Kamis (12/3/2015) kemarin, terjadi saat seluruh siswa SMPN 3 Banyubiru tengah mengikuti ujian tengah semester (UTS).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com